Mohon tunggu...
Ihsan Iskandar
Ihsan Iskandar Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang penulis yang tertarik akan politik, seni sastra, dan psikologi

Tiap tulisan tercipta bukan tanpa alasan dan tanpa tujuan. memahami maka tiap kata, untuk mencapai sebuah kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Curah Logika Puisi | Tantangan Nurani Negara-negara

23 Desember 2017   13:31 Diperbarui: 23 Desember 2017   13:40 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tantangan Nurani Negara-Negara

Karya Ihsan Iskandar

Pemaksaan dari dirinya kepadanya sudah lama kita lihat

Penindasan berlandaskan solusi yang dilantangkan

Solusi itu malah menyakiti sampai terpahat

Mereka yang bertahan semakin lama semakin tertekan

Kini akhirnya keadilan mulai terbit di timur sana

Kumpulan Negara berani berdiri melawan dia yang kuat

Tidak melihat agama tau ras alasan pertolongannya

Semata karena Nurani yang serentak melawan kebatilan nyata

Kemenangan sementara memberi harapan atas kebelengguan yang mengikat amat erat

Air mata kebahagiaan kali ini yang mengucur hangat

Mereka dapat menghirup nafas sejenak dan menidurkan bayi mereka

Pertolongan semakin mendekati kebenaran

Namun jangan sampai mengendurkan kewibawaan kita

Masih banyak persimpangan di depan

Dengan polisi korup di tiap sisinya

Dan muslihat ditiap tanjakannya

"Penjelasan Penulis: 128 Negara setuju akan ketidaksetujuan resolusi pengesahan Jerussalem kepada Negara Isael yang digebrakkan hebat secara sepihak, mendatangkan banyak perlawanan yang menggoncangkan logika. Pasalnya, walaupun sudah diancam oleh "Si Kuat" yang dapat membuat lidah keluh, namun tindakan tersebut masih tetap dilakukan kawanan pemberani tersebut. mungkin bisa dikatakan saat ini adalah "The Great Victory" kepada Palestina dan "The Great Humilition" kepada "Si Kuat"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun