Mohon tunggu...
Tessie Setiabudi
Tessie Setiabudi Mohon Tunggu... profesional -

Tessie adalah seorang psikolog dan konsultan. Dia lahir di Indonesia dan meninggalkan Indonesia sejak tamat SMU. Dia menyelesaikan BA dan MA dari bidang Psikologi di US dan MBA dari bidang Training and Development di UK. Dia tinggal di US, UK, Australia dan Singapura selama 30 tahun. Tessie telah mengadakan pelatihan dan konsultasi lebih dari 10,000 orang dari berbagai jajaran di berbagai perusahaan maupun organisasi di Asia.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Proses Belajar: Membosankan atau Mengasyikkan

8 Desember 2012   06:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:00 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada program “Belajar Secara Pintar” yang mulai kami luncurkan pada tahun 2004, kami melemparkan pertanyaan kepada para siswa-siswi SD, SMP dan SMA terkait pengalaman mereka dalam menjalani proses belajar. Jawaban mereka sungguh mengejutkan, sekaligus memprihatinkan! Kata mereka, “Belajar itu membosankan, bikin capek, ngantuk, bete, lemes, nggak penting, stres, dan terpaksa.”

Apakah proses belajar itu memang demikian? Sebagai orang tua, apakah Anda setuju apabila di kemudian hari anak Anda mempunyai pandangan negatif tentang proses belajar seperti para siswa tersebut di atas?

Anda dapat membuat anak Anda menyikapi proses belajar secara positif, bahkan menyukai belajar. Untuk ini, Anda perlu memahami hakekat dari proses belajar yang efektif dan mengubah paradigma Anda tentang proses belajar:

1.Proses belajar adalah proses perubahan. Proses belajar adalah proses mengubah perilaku, menambah pengetahuan dan pemahaman, serta meningkatkan keterampilan. Perubahan yang dituju tentunya adalah perubahan yang positif dan berorientasi pada kemajuan sang anak.

2.Proses belajar adalah proses aktif. Proses belajar mencakup aktivitas mengamati, mendengarkan, membaca, meniru, mencoba melakukan sesuatu sendiri, mengikuti petunjuk, dan mengulang (menghafal).

3.Proses belajar memerlukan upaya dan komitmen yang tinggi. Upaya ini harus datang dari Anda — sang orang tua — dan dari sang anak sebagai pihak yang diharapkan memetik buah kemajuan dari proses belajar. Ini berarti baik Anda maupun anak Anda harus mempunyai komitmen, semangat dan motivasi yang tinggi agar sang anak dapat belajar dengan baik dan dengan semangat.

4.Proses belajar adalah suatu gaya hidup. Apabila butir 1, 2 dan 3 dilaksanakan dengan baik dan konsisten, maka sang anak akan mempunyai ‘kehausan’ untuk belajar, serta menjadikan belajar sebagai gaya hidupnya! Sangatlah mungkin bahwa proses belajar akan dia amalkan terus seumur hidupnya.

Buku ‘Cerdas Mengajar’ kaya dengan puluhan kiat-kiat yang akan membuat proses belajar membuahkan perubahan positif dan hasil yang berorientasi ke arah kemajuan sang anak, serta mengupas cara menghafal dan membaca dengan cepat. Anda juga dapat menyimak faktor-faktor yang penting agar proses belajar sang anak menjadi optimum. Kalau belajar itu benar-benar menjadi gaya hidup sang anak, maka terwujudlah kenyataan bahwa BELAJAR ITU MENGASYIKKAN!

Sumber gambar: CerdasMengajar.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun