Mohon tunggu...
Eka Oktaviani
Eka Oktaviani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Wimcycle Sepedaku : Sebuah Kontemplasi Keinginan Diri

25 Maret 2016   17:05 Diperbarui: 25 Maret 2016   22:17 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain kelebihan yang dimiliki oleh sepeda Wimcycle dari segi desain dan harga produk, ada beberapa manfaat yang diperoleh para pesepeda jika secara rutin melaksanakan aktivitas ini. Manfaat yang dimaksud berupa peningkatan kesehatan fisik dan mental individu. Tidak berhenti pada manfaat di tingkat individu, keuntungan publik juga dapat diperoleh melalui aktivitas bersepeda. Keuntungan yang dimaksud adalah pengurangan polusi udara (peningkatan kualitas udara), pencemaran suara dan lain sebagainya.

Secara garis besar, Cavill & Davis (2007) menuliskan bahwa jika dilakukan secara teratur, aktivitas bersepeda yang termasuk aktivitas fisik dapat mengurangi resiko terhadap semua penyakit yang menyebabkan kematian sehingga dapat mengurangi potensi kematian dini. Tinjauan dari 44 kajian/penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kemungkinan kematian terendah dimiliki oleh orang yang paling aktif dan sebaliknya. Resiko kematian tersebut dapat dikurangi, bahkan dengan intensitas aktivitas yang rendah. Lembaga Copenhagen Center for Prospective Population Studies melalui Andersen dkk. (2000) menyimpulkan dari penelitian yang telah dilakukan bahwa orang-orang yang tidak menggunakan sepeda untuk bekerja memiliki tingkat kematian/mortalitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang yang menggunakan sepeda. Kajian tersebut melibatkan 13.375 wanita dan 17.265 laki-laki yang berusia antara 20-93 tahun yang secara acak dipilih dari populasi 90.000 penduduk yang hidup di pusat Kota Copenhagen, Denmark. Bersepeda untuk bekerja dapat menurunkan resiko kematian kurang lebih sebesar 40% setelah penyesuaian faktor multivariat yang lain, seperti waktu luang untuk beraktivitas fisik. Beberapa parameter yang diukur dalam penelitian tersebut meliputi tekanan darah, indeks massa tubuh, kadar kolesterol, dan faktor resiko kematian lain  seperti merokok. Penelitian ini menguatkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Oja dkk. di Finlandia pada tahun 1991 dan 1998. Penelitian tersebut melibatkan sukarelawan di tempat bekerja yang sebelumnya pulang dan pergi menggunakan mobil atau bus kemudian ditukar dengan bersepeda selama 30 menit pada satu jalur dan pada rute bolak-balik selama perjalanan. Terdapat beberapa perubahan parameter fisiologis seperti peningkatan kebugaran aerobik, penurunan muatan kardiovaskular pada kondisi kerja standar submaksimal, peningkatan penggunaan lemak sebagai sumber energi pada aktivitas fisik dan peningkatan kolesterol baik HDL (High Density Lipoprotein)[3]. Penelitian tersebut kemudian menyimpulkan bahwa bersepeda yang digunakan untuk bekerja memiliki potensi signifikan untuk memelihara atau meningkatkan kebugaran fisik orang dewasa sehat yang sebelumnya mengandalkan mobilitas dengan transportasi publik maupun kendaraan bermotor pribadi.

Dalam kajian yang lebih spesifik, bersepeda dapat membantu menurunkan berat badan bagi para penderita obesitas. Kajian yang dilakukan di United Kingdom/Inggris yang diterbitkan pada tahun 1999 terhadap non-olahragawan yang setuju untuk melaksanakan aktivitas bersepeda paling tidak 4 hari seminggu, menemukan bahwa lemak tubuh berkurang secara signifikan diantara keseluruhan sukarelawan yang memiliki kelebihan berat badan atau mengalami obesitas pada awalnya (59% sukarelawan). Fogelholm & Kukkonen-Harjula (2000) menuliskan bahwa minimum 60 menit waktu yang digunakan untuk aktivitas fisik dengan intensitas sedang mampu membantu kontrol berat badan, begitu pula dengan penelitian lain yang menuliskan bahwa bersepeda dapat membakar paling tidak 5 kilo kalori per menit (tergantung pada sejumlah faktor, khususnya berat badan pesepeda). Aktivitas ini cocok untuk orang yang kelebihan berat badan karena kurang lebih 70% berat badan dapat ditahan oleh sadel, sehingga melatih aktivitas sistem kardiovaskuler tanpa meletakkan ketegangan berlebih pada sistem otot dan rangka pasif.

Aktivitas bersepeda yang lebih tinggi juga dapat membantu menurunkan resiko penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner merupakan salah satu bentuk dari penyakit kardiovaskuler, selain stroke. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian utama di Eropa, dengan kematian sejumlah 4,35 juta setiap tahun. Sedangkan dalam studi silang yang dilakukan di Amerika, diperoleh kesimpulan bahwa tingkat aktivitas fisik yang tinggi berhubungan dengan resiko penyakit jantung koroner yang lebih rendah, jika dibandingkan dengan kelompok yang berpartisipasi melakukan aktivitas fisik pada level yang rendah. Dan, Kennedy (1997) menuliskan bahwa pada pasien penderita jantung koroner, rata-rata usia para pesepeda dengan penyakit ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan sampel kontrol yang tidak bersepeda, yang mengindikasikan bahwa aktivitas bersepeda mungkin dapat menunda serangan penyakit jantung koroner. Penemuan tersebut mendukung konsep bahwa aktivitas bersepeda yang teratur dapat memberikan perlindungan dari perkembangan penyakit jantung koroner.

Aktivitas bersepeda juga dapat mengurangi resiko penyakit diabetes tipe 2 dan kanker. Dela dkk (1995) menuliskan bahwa efek menguntungkan aktivitas bersepeda dengan intensitas sedang muncul pada kelompok populasi beresiko tinggi penyakit diabetes tipe 2. Hal ini dikarenakan kelebihan berat badan dan kepemilikan tekanan darah yang tinggi dapat dikendalikan melalui aktivitas ini. Selanjutnya, ditulis oleh Steindorf dkk. (2003), bahwa ketika aktivitas bersepeda meningkat, resiko kanker payudara mengalami penurunan. Level tertinggi aktivitas bersepeda dapat mengurangi resiko kanker payudara sebesar 34% pada wanita. Selain itu, juga terdapat bukti yang kuat dari Hou dkk. (2004) tentang kemampuan perlindungan oleh aktivitas fisik terhadap kanker kolon atau usus besar. Studi di Shanghai, Cina tersebut menemukan bahwa aktivitas fisik yang rutin (bersepeda ketika berangkat dan pulang dari bekerja atau beraktivitas lain) selama periode waktu yang lama dapat menghindarkan tubuh dari kanker kolon dan secara signifikan mampu memodifikasi resiko yang berhubungan dengan indeks massa tubuh.

Selain dalam aspek fisik, aspek kesehatan mental (kesehatan psikologi, kesehatan emosional)  para pesepeda juga patut untuk ditengok lebih dalam lagi. Suasana lain yang disuguhkan dalam aktivitas bersepeda seperti bentuk siklis roda sepeda, keheningan yang ditimbulkan ketika bersepeda, dan aksesoris yang digunakan ketika bersepeda dapat menjadi pemicu pengurangan efek stress. Boyd dkk. (1998) melaporkan bahwa terdapat peningkatan terhadap persepsi tentang kebahagiaan, kepercayaan diri dan toleransi terhadap stress setelah melaksanakan aktivitas ini. Selain itu, terdapat pula penurunan tingkat kelelahan, kesulitan tidur dan jangkauan gejala medis. Kesehatan mental yang terwujud dapat mendukung kualitas hidup manusia menjadi lebih baik karena peningkatan tingkat kebahagiaan. Interaksi dengan sesama pesepeda ketika sedang bersepeda dapat membantu meningkatkan sosialisasi antar individu di dunia digital yang egois ini. Juga, bersepeda adalah aktivitas yang penuh dengan ketenangan dan keheningan sehingga bisa dijadikan terapi stress yang berpotensi semakin tinggi di era globalisasi seperti sekarang ini.

Sedangkan pada tataran publik, aktivitas bersepeda adalah kegiatan yang bebas polusi udara dan suara, serta efisien dalam hal penggunaan ruang publik jalan raya. Sampai saat ini, polusi udara masih menjadi masalah di beberapa kota besar di Indonesia akibat emisi dari gas yang dikeluarkan kendaraan bermotor. Aktivitas bersepeda tidak mengeluarkan gas emisi seperti yang dikeluarkan melalui knalpot kendaraan bermotor sebagai hasil aktivitas mesin. Maka dari itu, aktivitas yang ramah lingkungan pantas disematkan untuk kegiatan bersepeda sehingga merupakan moda transportasi yang berkelanjutan. Polusi lain yang patut dipertimbangkan sebagai manfaat dari aktivitas ini adalah polusi udara. Polusi suara dapat muncul karena penggunaan kendaraan bermotor seperti sepeda motor dan mobil, serta truk maupun bus. Polusi suara atau yang biasa dikenal sebagai kebisingan dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh, psikologis, dan komunikasi. Kebisingan dapat mengakibatkan ketegangan mental sehingga dapat meningkatkan kecepatan denyut nadi dan hipertensi. Serta, jika seseorang terus menerus berada dalam kebisingan dalam waktu yang lama, maka akan berpotensi menimbulkan ketulian. Sementara itu, bersepeda dapat menimimalkan tingkat kebisingan yang dihasilkan karena bahan bakar untuk aktivitas ini adalah energi kimia pesepeda, bukan energi kimia mesin. Menurut acuan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996, ambang batas maksimal kebisingan yang dapat diterima untuk peruntukan kawasan dan lingkungan berkegiatan (rumah sakit, sekolah dan tempat ibadah) adalah masing-masing sebesar 55 dBA dan 70 dBA. Padahal, suara knalpot dari sepeda motor yang telah dimodifikasi dapat mencapai 80 hingga 90 dBA. Ditambah lagi, apabila dibandingkan dengan kendaraan jenis lain seperti sepeda motor dan mobil pribadi, bersepeda tidak membutuhkan ruang publik di jalan raya yang luas sehingga terdapat efisiensi penggunaan ruang publik di jalan raya.

Korelasi antara keseimbangan hidup dalam filosofi bersepeda, penjaminan hak-hak para pesepeda di Indonesia, pendukung infrastruktur bersepeda yang telah dibangun di beberapa kota di Indonesia (khususnya Kota Yogyakarta), karakter (dan kelebihan) sepeda Wimcycle dan berbagai manfaat yang ditawarkan dalam kegiatan bersepeda,  menghasilkan reaksi peningkatan hasrat saya untuk memiliki sepeda jenis ini. Kemampuan sepeda mumpuni yang digunakan untuk beraktivitas sehari-hari. Aktivitas sehari-hari yang dapat mendukung implementasi kesehatan fisik yang mapan, juga kesehatan emosional di tengah tantangan zaman dan tekanan hidup yang semakin keras ini. Aktivitas bersepeda yang juga dapat mendukung peningkatan kualitas udara dan suara, serta efisiensi penggunaan ruang yang lebih baik sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Ke depan, semoga jika kesadaran masyarakat untuk bersepeda lebih tinggi, akan mampu membantu pemerintah mengurangi biaya belanja yang digunakan untuk subsidi bahan bakar untuk kendaraan bermotor sehingga penyakit hilang, pemerintah senang, dan rakyat nyaman.

 

Catatan Kaki

[1] Wikipedia.org
[2] Sepeda kanggo sekolah karo nyambut gawe adalah ungkapan bahasa Jawa, yang dalam bahasa Indonesia berarti sepeda untuk sekolah dan bekerja.
[3] Partikel HDL mengacu pada kolesterol yang baik karena dapat melakukan transpor molekul lemak keluar dari dinding arteri, mengurangi akumulasi makrofag sehingga membantu mencegah atau bahkan menekan atherosklerosis. Hal ini penting karena atherosklerosis dapat mengakibatkan munculnya penyakit kardiovaskuler, stroke, dan berbagai penyakit kelenjar pembuluh lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun