Hasil survei Jaringan Jurnalis Indonesia (JJI) menempatkan Airlangga Hartarto di urutan pertama dalam tingkat elektabilitas kandidat Capres 2024 dengan 24,1%.
Di bawahnya, terdapat nama Prabowo Subianto yang mencatatkan tingkat elektabilitas sebesar 18,1%, lalu diikuti Ganjar Pranowo sebesar 12,6%, Anies Baswedan 12,6% dan Puan Maharani 6,4%.
Masyarakat menginginkan Presiden Indonesia mendatang memiliki inovasi kebijakan. Karakter pemimpin yang diinginkan adalah mampu mengatasi keadaan ekonomi global yang penuh ketidakpastian pasca pandemi Covid-19.
Pengamat komunikasi Universitas Udayana Ni Made Ras Amanda Gelgel menilai jika hasil survei dilakukan dengan benar melalui metodelogi kuantitatif maka hasilnya dinilai dapat menggambarkan pendapat masyarakat.
"Karena lima nama calon yang keluar ini memang sering muncul di survei dan posisinya sering bergantian. Dan kalau metode survei yang digunakan benar maka sudah tepat Airlangga Hartarto memenuhi kriteria yang diharapkan menjadi calon presiden," kata Amanda saat diwawancara.
Bahkan lebih jauh, Amanda melihat dominasi Airlangga dan Prabowo dalam survei ini menjadi sangat potensial apabila keduanya disandingkan, mereka bisa menjadi pasangan yang ideal untuk Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Kata Amanda, Airlangga dan Prabowo memiliki sisi karakter komunikasi yang sama, keduanya memiliki ketenangan dalam menyampaikan informasi dan ini dapat menjadi kelebihan untuk menutupi kelemahan satu sama lainnya.
"Istilahnya mereka punya karakteristik yang opposite sehingga sangat ideal, yang terpenting kita menginginkan bahwa karakter pemimpin itu tentu saja harus jujur, berpengalaman, anti korupsi. Dan itu memang karakter yang rata-rata sering muncul dalam survei manapun," ungkapnya.
Oleh karena itu, menurut Amanda, hasil survei ini dapat menjadi gambaran dan bisa menjadi pewarna terkait siapa pasangan dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
"Hasil survei ini bisa jadi gambaran dan pewarna, meskipun sudah banyak hasil-hasil survei lainnya," pungkasnya.
(Dzaky Shafa W, Universitas Brawijaya, 2020)