Untuk mengobati kekesalan kami terhadap kucing kesayangannya itu, Abdul Rozak pun mengajak saya dan adik-adik untuk membuangnya bersama-sama. Demikianlah, kami berhasil menangkapnya, juga 10 kucing lain yang saat itu berkeliaran di sekitar kediaman kami. Tidak sulit bagi paman kami menangkap Garong karena ia memang jinak kepadanya.
Garong dan kucing-kucing lainnya kami masukkan ke kabin mobil. Saya, adik-adik, dan paman kami masuk ke dalam mobil, lalu meluncur ke ruas jalan tol Jagorawi. Di sebuah tempat sepi selepas Gerbang Tol Ciawi, kami berhenti di tepi jalan. Kucing-kucing yang berseliweran di dalam mobil, kami usir keluar. Mereka berloncatan ke pingir jalan dan bergerombol. Sebagian hewan-hewan itu menatap kami.“Serius, nih, Bos? Kita harus turun di sini?," demikian mereka, seolah-olah, berkata.
Ada rasa iba saat kami menatap kucing-kucing itu. Namun, keputusan sudah dibuat. Mereka, termasuk si Garong, harus turun di sini. Kami tidak khawatir kucing-kucing itu akan kelaparan karena sekitar seratus meter dari tempat itu ada sebuah perkampungan yang cukup padat. Mobilpun meluncur meninggalkan mereka.
Tahukah apa yang terjadi malam harinya? Ya, tepat! Hal mengherankan itu, lagi-lagi terjadi. Kucing-kucing lainnya memang tidak dapat kembali, namun Garong? Ia berhasil pulang menempuh jarak sekitar 10 kilometer! Saya menggeleng-gelengkan kepala sementara paman saya tersenyum-senyum.
Balada si Garong ini masih berlanjut untuk beberapa bulan kemudian hingga kisahnya, secara perlahan, tenggelam begitu saja. Diawali oleh mulai tidak tampaknya dia selama beberapa malam di atas lemari tua nenek. Saya tidak terlalu peduli dengan itu. Kami baru menyadari bahwa ada sesuatu terjadi padanya ketika kucing itu betul-betul tidak pernah terlihatt lagi. Garong menghilang entah ke mana. Abdul Razak, paman kami, pun tidak tamu ke mana dia pergi. Barulah lama setelah itu kami mendengar kabar bahwa Garong telah mati. Seseorang, katanya, berhasil membunuhnya. Entahlah…
Bantarkemang, Bogor
21 Agustus 2012/15.00 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H