Mohon tunggu...
Doly Sinaga
Doly Sinaga Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rush 2511, Ide Brilian tapi Tidak Pintar

18 November 2016   00:53 Diperbarui: 18 November 2016   01:38 3741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ajakan yang baru2 ini beredar luas dan sedang nge-trend adalah seruan kepada umat muslim untuk beramai-ramai menarik uangnya dari bank2 nasional pada tanggal 25 november 2016 nanti sebagai bentuk dukungan untuk mensukseskan demo hajar ahok. Mungkin banyak yg resah karena takut kejadian rush tahun 97 akan berulang kembali, terjadi destabilisasi ekonomi dan politik yang diakhiri dengan kerusuhan massal.

Memang tampaknya skenario yang disusun para dalang dibalik layar ini kurang kreatif karena cuma berusaha mengulang cerita masa lalu (kayak film Hollywood aja, cerita di daur ulang). Anyway, ide ini bisa dibilang sangat brilian tapiiii tidak pintar kalau nggak mau dibilang bego wkwkwk. OK, kenapa bisa dibilang bego? Ada 3 alasan:

1. Tanggal 25 adalah hari gajian. Perusahaan swasta nasional umumnya menggaji karyawannya di tanggal 25-28 setiap bulannya dan pada hari H, pagi-pagi tanpa dikomando semua penerima gaji akan buru2 ke bank untuk menguras tabungan (rush). Bahkan karena system prosedur pembayaran, sore atau malam sebelum hari H (H-1) kita sudah bisa mengambil uang tersebut. Sudah jadi bahan becandaan rutin di kantor pada saat hari H, saldo di bank biasanya hanya tinggal saldo minimum atau bahkan minus. Oleh sebab itu bank2 yg waras (pastinya) akan menyesuaikan ketersediaan cash di ATM maupun kasir/teller karena sudah mengantisipasi rush bulanan ini. Jadi tambahan rush dari peserta demo mungkin gak akan berefek apa2 pada perbankan nasional karena sudah biasa dan tinggal bikin adjustment sedikit/ala kadarnya untuk mengantisipasi.

2. Para peserta rush harus menarik total Rp 32 trilyun.

Untuk mendestabilisasi satu bank besar saja.

Di tahun 1997.

Sengaja saya bikin kalimat putus2 seperti itu untuk menekankan kemustahilan misi bego ini. Berdasarkan data dari mbah google, tahun 97 Pemerintah menyuntik BLBI sebesar Rp 32 trilyun ke BCA karena di-rush. Kita asumsikan saja semua dana talangan itu dipakai untuk menutup kekurangan kas karena rush. 32 dengan 12 nol di belakangnya. Di tahun 1997. Ada inflasi yg terjadi dari tahun 1997 sampai tahun 2016 yang sayangnya saya malas nyari datanya hehehe.

Tapi gini, kita bikin hitung2an paling kasar saja. Seandainya target angka tetap tidak berubah yaitu 32 trilyun, dan gaji rata2 orang Indonesia adalah 5 juta per bulan yang akan ditarik habis pada hari H, maka dibutuhkan 6 juta 400 ribu orang peserta rush. Sebanyak2nya peserta demo 0411 kemarin saya rasa nggak nyampe ke angka 6,4 juta orang dan mungkin gaji rata2nya juga nggak nyampe 5 juta. Dan perlu diingat ini untuk satu bank aja. Di tahun 1997. Tahun 2016, saya perkirakan ada lebih dari 25 bank nasional di Indonesia yang asset-nya di atas 32 trilyun dan bank terbesar nasional asset-nya lebih dari 700 trilyun.

3. Terakhir sebagai penutup, hanya orang panik, yang mau disuruh2 menarik semua uangnya dari bank. Sorry vulgar, tapi ini yang paling masuk akal bagi kita semua. Simpanan di bank ditarik semua buat apa? Dan mau disimpan dimana? Belum lagi kalau nominalnya besar, 1 M(ber) atau 2 M(ber) hehehe kalau diambil semua mungkin bisa jadi pengganti bantal atau kasur di rumah.

Jadi intinya tenang saja, nggak usah panik resah atau gelisah sampai gak bisa tidur kayak saya sampai harus bikin tulisan di kompasiana. 

Kita semua sudah siap untuk ikut rush bulanan tapi tidak mendukung demo absurd ini.

Salam 2 jari.

Jakarta, 90 hari menuju hari H yang lebih besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun