Sejak awal munculnya ISIS atau Negara Islam di Irak dan Suriah, presiden SBY sudah mengingatkan jajaran pertahanan dan keamanan negara untuk mengantisipasinya. Penegasan antisipasi itu kembali diungkapkan SBY dalam sejumalah sidang kabinet dan pengarahan kepada TNI dan Polri. SBY paham betul bahaya besar yang diancamkan ISIS, karena pengaamannya selama 10 tahun menangani terorisme. Pemerintahan SBY dianggap berhasil mengatasid an meredam aksi terorism edi Indoensia.
Kemari di hadapan para taruan (kadet) akademi milietr America Serikat atau biasa disebut West Point, Presiden SBY berkesmpatan memberian ceramah Sekitar 1000 kadet di sana mendengarkan piadto SBY, dengan saksama. Salah satu isi ceramah SBY adalah strategi menghadapi teror ISIS. Menuut SBY, militer tidak dapat hanya menggnakan pendekatan militer menghadapi terorisme seperti ISIS. Zaman sudah berubah. Kondisi juga berubah. Menurut SBY, militer harus mampu melakukan straggei konvensional dan non konvensional menghadapi kelompok sepert ISIS.
“Militer kini harus menghadapi musuh yang memiliki ideologi dan keyakinan, militansi dan persepsi yang sama sekali berbeda dari mereka,” ucap SBY.
SBY menegaaskan untuk menyelesaikan masalah yang semakin komplek, militer tidak bisa melakukannya sendirian. Militer harus berkolaborasi dengan kekuatan lain agar mampu menyelesaikan masalah, misalnya dengan kekuatan politik. Untuk menghadapi berbagai teror termasuk ISIS, diperlulkan pendekatan multidisipliner, menggunakansoft powerdansmart powerdalam berbagai bentuk dan dosis.
“Saya yakin para pemikir militer yang besar dan tokoh-tokoh masa lalu seperti Napoleon, Clausewitz, Jomini, Liddle Hart, Sun Tzu, Mahan, dan banyak lainnya, – jika hidup di dunia sekarang ini, mereka harus merevisi teori dan pikiran mereka,” ungkap SBY.
Jika nanti ISIS telah dilumpuhkan secara militer, maka yang diperlukan adalah campur tangan pihak lain mulai dari politisi, diplomat, sampai pemimpin agama dan masyarakat untuk memastikan agar generasi berikutnya tidak dihantui dengan certa- cerita kejahatan mereka, dan yang terpenting tidak muncul generasi baru teroris.
SBY mencontohkan apa yang dilakukan di Indonesia dalam menghadapi aksi terorisme. Strategi yanag dijalankan terbukti mampu meredam dan menekan berkembangnya terorisme, dan diakui oleh seluruuh dunia. Apa yang dilakukan Indonesia adalah melakukan deradikalisasi dan mengerahkan kekuatan pemuka agama yang moderat untuk mendidik para ekstrimis, agar kembali ke jalan yang benar.
Selain mampu meredam aksi terorisme, selama 10 tahun kepemimpinannya SBY juga menyebutkan bahwa pemerintahannya sukses menyelesaikan konflik lebih dari 20 tahun di Aceh, konflik lokal lainnya, rekonsiliasi dengan Timor Leste, dan penyelesaian sengketa batas wilayah dengan sejumlah negara tetangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H