[caption id="attachment_360781" align="aligncenter" width="600" caption="Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018/Kompasiana (Kompas.com)"][/caption]
Masa pemerintahan SBY selama 10 tahun menorehkan banyak kesan, khususnya buat negara-negara lain di seluruh dunia. Mau Anda akui atau tidak, faktanya adalah nama Indonesia makin dikenal, bukan hanya karena keburukan seperti kemiskinan dan korupsi, melainkan karena sejumlah pencapaian positif. Indonesia kini bukan hanya menjadi anak bawang. Indonesia sudah mampu membuka mata dunia, bahwa negeri yang disebut seorang profesora asal Brasil sebagai Atlantis yang hilang ini, akan menjadi salah satu kekuatan dunia. Â Salah satu fakta itu adalah masuknya Indonesia ke dalam kelompok 20 negara terkemuka dunia atau G20 sejak 2008, ketika krisis ekonomi mendera dunia. Indonesia menjadi satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang masuk kelompok elit dunia itu. Indonesia juga menjadi negara dengan kekuatan daya beli terbesar dunia, dan bertengger di urutan 10 dunia.
Berbagai perubahan positif itu dilihat oleh dunia internasional, dilihat oleh negara-negara tetangga, dilihat oleh pemerhati dunia. Mereka juga melihat Indonesia memiliki daya tahan yang baik terhadap krisis ekonomi. Krisis 2008 berhasil dilewati. Lalu krisis 2012 yang menghantam sebagian besar negara Eropa juga tidak berdampak signifikan buat Indonesia. Hal-hal tersebut membuat sejumlah negara memberikan apresiasi kepada Indonesia, melalui presidennya Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam banyak kesempatan, sejumlah negara menyatakan mau belajar dari Indonesia, mulai dari urusan pemberantasan korupsi (lewat KPK), penanganan bencana (lewat BNPB) sampai urusan menjaga toleransi. Kondisi Indonesia dinilai sejumlah negara, lebih baik dibanding kondisi di negara mereka masing-masing.
Nama besar Indonesia sempat mencuat pada masa pemerintahan Soekarno. Kebijakan mercu suar bertuah. Bung Karno sangat aktif di kancah internasional, dan dipercaya banyak negara serta pemimpinnya. Dia menjadi salah satu inisiator KTT Asia Afrika serta gerakan non blok. Pada zaman Bung Karno pula Asia memberikan kepercayaan penuh kepada Indonesia untuk menggelar pesta olahraga terbesar di Asia yaitu Asian Games pada 1962. Sebuah kepercayaan sangat besar dari Asia karena kondisi Indonesia masih belepotan saat itu. Bung Karno dengan kemampuan diplomasi luar biasanya, mampu meyakinkan banyak negara Asia untuk memilih Jakarta sebagai tuan rumah.
Butuh waktu lebih dari 60 tahun, untuk mendapatkan kembali kepercayaan Asia terhadap Indonesia. Butuh pergantian 5 presiden untuk menjadikan Indonesia kembali dipercaya sebagai tuan rumah Asian Games. Sebuah berita gembira pada bulan ini, ketika 42 negara Asia secara bulat menyetujui Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018.
Kenapa 42 negara Asia percaya kepada Indonesia?
Saya melihat terdapat kaitan erat antara kondisi ekonomi, politik (demokrasi) dan keamanan Indonesia saat ini, dengan kepercayaan tersebut. Saya yakin, mereka melihat perkembangan positif yang terjadi di negeri kita ini. Mata mereka tidak buta. Mereka menyaksikan berbagai perubahan dan perkembangan yang baik. Indonesia mereka anggap layak dan mampu menggelar pesta olahraga terbesar Asia itu, sekarang. Ketika mereka memutuskan memberikan kepercayaan tersebut.
Ya memang benar terdapat lobi-lobi tingkat tinggi untuk memuluskan jalan Indonesia menjadi tuan rumah. Namun lobi itu tidak akan berarti apapun, jika 42 negara Asia tidak yakin dengan kondisi Indonesia. Maka, berbanggalah kita dengan fakta tersebut, bahwa negara-negara Asia kembali memberikan kepercayaan kepada bangsa kita untuk menjadi tuan rumah pesta olahraga itu. Lihatlah sekarang di Incheon… masyarakat Korea Selatan begitu antusias menyambut dan menyelenggarakan pesta olahraga tersebut. Bersiap-siaplah kita menjadi tuan rumah dan menunjukkan jati diri bangsa, bahwa jika dipercaya kita pasti mampu.
Semoga pemerintahan baru Jokowi-JK, mampu menjalankan amanah tersebut. Amanah hebat yang sudah diupayakan pada masa pemerintahan SBY-Boediono. Jangan sampai terjadi hal-hal memalukan seperti ketidaksiapan sarana dan prasarana serta dana.  Asia sudah percaya… berikutnya, dunia pun akan menyusul.
Bravo IndonesiaKu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H