Mohon tunggu...
Hendra Setiawan
Hendra Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - penerbit_jabal@yahoo.com

ahli masalah hutang piutang. berpengalaman dibohongi orang. selalu ditipu orang yang berhutang.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kisah Penggelapan Uang Perusahaan

12 Oktober 2014   00:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:26 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kesempatan ini saya ingin berbagi cerita tentang karyawan yang melakukan penggelapan uang.

Dalam berbagai forum atau perbincangan dengan sesama wirausaha saya sering mendengar keluhan mengenai karyawan. ada karyawan yang malas bekerja,ada yang tidak amanah,ada yang tidak becus,ada yang melawan dan ada yang menggelapkan uang perusahaan. ketika mendengar itu semua hati kecil saya selalu berkata,alhamdulillah saya kok tidak ada masalah dengan karyawan. Semua karyawan saya amanah dan peduli dengan tempatnya bekerja.

Ternyata saya salah. Sangat salah. Di kantor saya hanya mempunyai satu orang marketing. Itu juga hanya mengurusi toko di bandung saja. Awalnya kami tidak punya marketing. Dia yang sebelumnya supir menawarkan diri untuk menjadi marketing. Lebih dari sebulan saya baru mengizinkan dia menjadi marketing. 3 tahun menjadi supir lalu berlanjut 3 tahun menjadi marketing. total bekerja di tempat saya 6 tahun.

Di kantor ada seorang manajer yang bertugas menjalankan usaha dan mengawasi semua operasional kantor. Saya selalu bertanya tentang kondisi administrasi dan keuangan kepadanya. Tanpa mengeceknya. Dia selalu menjawab semua beres dan beres. tidak ada masalah apapun. Dalam setiap rapat bulanan saya juga bertanya terus ke semua karyawan apa ada masalah. semuanya menjawab oke.

saya tidak pernah mengecek langsung ke toko. sampai pada suatu waktu,yaitu seminggu sebelum lebaran. ada pesanan masuk dari satu toko besar di bandung. Kebetulan pas pesanan itu datang saya lagi ada di kantor. Saya lihat catatan pembayaran. Di catatan kantor,toko itu sudah menunggak pembayaran banyak. 5 x nota. nota pertama bahkan lebih dari satu tahun.

Sayapun bertanya ke admin dan manajer. Keduanya berkata bahwa memang toko itu belum bayar. saya tanya kenapa sudah setahun belum ditagih juga. malah terus dikirim barang. Keduanya menjawab,sudah minta marketing untuk menagih. marketing menjawab sudah sering ditagih tapi tokonya belum bayar. saya tanya terus,ya kalau belum bayar harusnya jangan dikirim barang dulu. Keduanya menjawab,marketing minta supaya tetap dikirim bayar,siapa tahu toko tersebut mau bayar.

Karena penasaran saya langsung menelpon ke toko tersebut. Disambungkan dengan kepala toko, saya mengatakan bahwa pesanannya belum bisa dikirim karena ada lima tagihan yang belum dibayar. Dia terkejut dan marah. Mengatakan bahwa dia tidak pernah menunggak sama sekali. Semuanya sudah dibayar. Saya tanya apa ada bukti pembayaran. Dia jawab ada. semua diambil dan ditandatangi oleh si marketing. lengkap dengan tanggal dan jam marketing ambil uang. Saya kaget dan bilang, besok saya mau bertemu. dia menyanggupi. Ternyata si marketing sudah mengambil uang dari toko tersebut dan selalu di hari jumat,sabtu,minggu.

bahkan ada yang ditanggal merah. Marketing pintar,dia ambil uang pas hari libur. di kami sabtu minggu libur.

Marketing hari itu pas tidak masuk kerja. jam 10 an baru sms mengatakan tidak masuk kerja karena masih di ciamis.

saya telpon berkali kali sang marketing tidak nyambung. saya sms berkali kali. akhirnya telpon saya diangkat juga. saya tanyakan mengenai pembayaran toko tersebut. dia agak gugup dan menjawab bahwa toko itu memang belum bayar. saya berkata, tapi toko itu sudah berkata sudah bayar. yang benar yang mana ? dia menjawab, nanti saya jelaskan di kantor pak. saya minta dijelaskan saat itu juga. dia mengatakan memang benar toko itu belum bayar. oke. saya minta dia datang ke kantor hari ini juga. dia bilang, baru bisa masuk kantor besok.

Besok paginya saya ketemu dengan marketing. Dia masih menjawab bahwa toko itu benar benar belum bayar. oke kalau begitu ayo kita sama sama ke toko tersebut. kami pun ke toko tersebut dengan dua kendaraan.

Bagaimana cerita di toko tersebut. Kisah penggelapan uang perusahaan, saya sambung tulisan di tulisan kedua.

Supaya tidak cape bacanya :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun