Minat dan Passion di Bidang Lain: Ada kalanya seseorang menemukan passion atau keterampilan yang lebih sesuai di luar dunia pendidikan, yang sekaligus memberikan penghasilan lebih baik. Jika pekerjaan baru itu membuat seseorang lebih bahagia dan sejahtera, maka keputusan resign bisa menjadi langkah positif.
Penghargaan terhadap Profesi Guru: Penting untuk diakui bahwa profesi guru adalah pilar kemajuan bangsa. Namun, tantangan seperti rendahnya gaji atau kurangnya apresiasi dapat membuat sebagian guru merasa profesinya tidak sebanding dengan perjuangan yang diberikan.
Dampak terhadap Pendidikan: Jika terlalu banyak guru berbakat yang resign karena faktor ekonomi, ini bisa menjadi alarm serius bagi dunia pendidikan kita. Pemerintah dan pemangku kebijakan perlu mencari solusi agar profesi guru lebih menarik dan berkelanjutan.
Menciptakan Dampak dengan Cara Lain: Bagi guru yang memilih resign, bukan berarti kontribusi terhadap pendidikan harus berhenti. Banyak peluang di sektor lain yang tetap mendukung dunia pendidikan, seperti melalui pelatihan guru, teknologi pendidikan, atau kewirausahaan yang berfokus pada solusi pendidikan.
Langkah-langkah Mengatasi Lingkungan Kerja Toxic di Sekolah
Untuk mencegah terjadinya resign massal guru akibat lingkungan kerja toxic, diperlukan upaya dari berbagai pihak. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
- Meningkatkan Gaya Kepemimpinan yang Inklusif Kepala sekolah dan pemimpin lembaga pendidikan perlu menerapkan gaya kepemimpinan yang inklusif, di mana guru dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan didengar suaranya.
- Membangun Budaya Komunikasi yang Positif Komunikasi yang terbuka dan sehat antar guru, staf, dan pimpinan akan menciptakan suasana kerja yang harmonis. Budaya saling menghormati dan mendukung harus dibangun sejak awal.
- Memberikan Dukungan Kesehatan Mental Sekolah perlu menyediakan layanan konseling atau pendampingan psikologis bagi guru yang mengalami stres atau masalah mental akibat pekerjaan.
- Membagi Beban Kerja Secara Adil Tugas dan tanggung jawab guru harus dibagi secara adil agar tidak ada pihak yang merasa terbebani. Fokus utama harus tetap pada proses belajar-mengajar, bukan sekadar tugas administratif.
- Memberikan Apresiasi yang Layak Penghargaan dan apresiasi terhadap guru sangat penting untuk menjaga motivasi mereka. Pengakuan atas usaha dan pencapaian akan membuat guru merasa dihargai dan dihormati.
- Mengatasi Konflik dengan Bijaksana Setiap konflik harus ditangani dengan cepat dan bijaksana agar tidak berkembang menjadi situasi yang lebih buruk. Mediasi atau dialog terbuka bisa menjadi solusi efektif.
Lingkungan kerja yang toxic di sekolah adalah masalah serius yang perlu segera ditangani. Seorang guru yang resign akibat situasi ini bukanlah sosok yang lemah atau tidak profesional, melainkan individu yang berani mengambil langkah untuk melindungi kesejahteraannya. Penting bagi sekolah dan pemangku kebijakan pendidikan untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, mendukung, dan inklusif agar guru dapat bekerja dengan optimal.
Guru adalah ujung tombak pendidikan. Jika lingkungan kerja tidak kondusif, maka proses pendidikan pun akan terganggu. Oleh karena itu, mari bersama-sama membangun sekolah sebagai tempat yang nyaman dan positif bagi semua, khususnya para guru yang telah mendedikasikan hidup mereka untuk mendidik generasi masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H