Kemajuan teknologi telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Teknologi pendidikan, yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, serta metode digital, kini menjadi bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Namun, pertanyaannya adalah, apakah penguasaan teknologi pendidikan bagi guru merupakan tuntutan semata ataukah suatu keharusan yang mutlak? Dalam konteks perkembangan zaman dan kebutuhan siswa di era digital, penguasaan teknologi pendidikan lebih dari sekadar tuntutan; itu adalah keharusan yang mendesak.
Teknologi Pendidikan: Transformasi dalam Pembelajaran
Teknologi pendidikan telah membuka peluang untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal, interaktif, dan efisien. Menurut Januszewski dan Molenda (2008), teknologi pendidikan adalah studi dan praktik etis untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses serta sumber daya teknologi. Hal ini menegaskan bahwa teknologi pendidikan bukan sekadar alat bantu, tetapi sebuah pendekatan menyeluruh dalam pengelolaan pembelajaran.
Sebagai contoh, platform digital seperti Google Classroom, Quizizz, dan Padlet.com memungkinkan guru untuk memberikan tugas, memantau kemajuan siswa, serta menciptakan pembelajaran kolaboratif tanpa batasan ruang dan waktu. Di samping itu, teknologi seperti augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) memberikan siswa pengalaman belajar yang lebih mendalam, menjadikan materi pelajaran lebih menarik dan mudah dipahami.
Namun, untuk memanfaatkan semua ini secara efektif, guru harus memiliki kompetensi teknologi yang memadai. Tanpa penguasaan teknologi pendidikan, manfaat yang ditawarkan oleh kemajuan ini akan sulit direalisasikan.
Tuntutan atau Keharusan?
Menguasai teknologi pendidikan bukan lagi pilihan bagi guru di era digital. Menurut Marc Prensky (2001), siswa saat ini adalah "digital natives," yaitu generasi yang sejak lahir telah akrab dengan teknologi. Sementara itu, banyak guru adalah "digital immigrants," yang harus belajar beradaptasi dengan teknologi yang terus berkembang. Ketimpangan ini menuntut guru untuk terus belajar agar dapat memenuhi kebutuhan siswa yang lebih dinamis.
Dalam perspektif Vygotsky, teori zone of proximal development (ZPD) menunjukkan bahwa pembelajaran yang efektif terjadi ketika pendidik mampu memfasilitasi siswa dalam wilayah kemampuan yang sedikit di luar jangkauan mereka, tetapi masih dapat dicapai dengan bantuan. Teknologi pendidikan memberikan alat untuk membantu guru mendukung siswa di ZPD mereka, tetapi hal ini hanya mungkin jika guru memahami cara menggunakan teknologi tersebut secara optimal.
Selain itu, penguasaan teknologi juga menjadi keharusan untuk mendukung kurikulum yang berorientasi pada masa depan, seperti Kurikulum Merdeka di Indonesia. Pendekatan ini menuntut guru untuk menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, menggunakan teknologi sebagai media untuk memfasilitasi kolaborasi, kreativitas, dan eksplorasi.
Pendapat Para Ahli Tentang Penguasaan Teknologi Pendidikan