Mohon tunggu...
Shaula Rizkiyansyah
Shaula Rizkiyansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Mahasiswa yang masih mencoba menulis dengan kaidah yang baik

Just ordinary literature student who loves football.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Melukis Sebuah Drama yang Ditujukan untuk Sepakbola "Ibukota"

25 Desember 2018   19:36 Diperbarui: 25 Desember 2018   20:14 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liga yang telah berakhir dan raihan 3 trofi menutup musim ini dengan indah dan tidak lupa juga luapan emosi dalam fanatisme yang menggelegar di Ibukota, menjadi alasan yang menarik untuk melukis pikiran sepakbola Jakarta melalui sebuah tulisan ini. 

"Drama Terbaik, Ada di Lapangan Sepakbola"

Ya tentu saja kata "Drama" begitu kental dengan Sepakbola Indonesia, Banyak cerita yang mewarnai olahraga satu ini. Tapi di dalam tulisan ini, salah satu klub ibukota yang baru saja menjadi juara memungkinkan menjadi objek yang tempat untuk menulis sebuah tim dengan sebuah drama dan prestasi yang seimbang

Sebagai bentuk penyegaran terhadap tulisan ini. Saya akan masuk kedalam pembahasan Kultur Sepakbola yang begitu kental. saya tidak akan menyangga dan bahkan pembaca pun tidak akan menyangga juga bahwa Sepakbola menjadi olahraga yang paling menarik di Indonesia bahkan di dunia sekalipun.  

Terutama di Jakarta, pinggir jalan besar maupun kecil ataupun di dalam gang sekalipun. 

Kita tidak akan asing melihat logo kebanggaan kota yang tergambar begitu besar. itulah sebuah cinta yang dilampiaskan. Mungkin sebagian bilang itu adalah Vandalisme tapi mungkin sebagian pembaca juga akan menggangap itu adalah sebuah "Seni dalam Mencintai" terdengar begitu klise, tapi memang begitu adanya ketika kita benar-benar melihat dari sudut subjek "yang mencintai". 

Seperti kita tahu juga bahwa Kota-Kota yang ada di Indonesia kebanyakan mendukung sepakbola lokal kotanya sendiri, dan saya pikir masih bersifat begitu "kedaerahan".

Tapi kembali kepada sebuah "Drama" di dalam sepakbola, Dalam 2 tahun terakhir ini, isu-isu yang sangat terdengar menyebalkan tetapi mungkin bisa dibilang itu benar terjadi. Match Fixing, Jadwal yang kacau, serta hukum-hukum subjektif yang keluar dari badan organisasi persepakbolaan negeri ini  dan bahkan gangguan dari "M-A-F-I-A". era baru Liga Ojek Konvensional ini bahkan bisa dibilang belum memberikan keadilan yang memadai. 

 Mengapa? yang menjadi sebuah pertanyaan 2 tahun sudah era baru ini berjalan namun sang juara selalu mendapatkan isu yang tidak mengenakan. Seharusnya regulasi di era baru memberikan sebuah ketegasan penting di dalam aturannya. 

Tetapi, Pembenci memang akan selalu menjadi pembenci jika masih ada kedengkian dihatinya, atas nama Rival tuduhan berat sebelah menjadi acuan untuk menyerang sang rival yang menjadi pemenang. tapi Pendukung sejati klub ibukota yang benar-benar mengikuti perjalanan klub Ibukota ini pasti mengetahui rasanya dari posisi paling bawah hingga mampu menapaki posisi atas di fase-fase akhir menuju selesainya liga.

Perjuangan tidak pernah mengkhianati sebuah hasil, dan hasil inilah yang pantas didapatkan oleh klub Ibukota yang berjulukan Macan Kemayoran ini. Sekian dari beberapa hal yang dapat dilukis oleh penulis, seperti apa yang dikatakan oleh salah satu legenda klub ibukota, Tetap Semangat dan Sehat selalu..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun