Tahun 2013 backlog kepenghunian  7.788.086  backlog kepemilikan 13.144.695
Tahun 2014 backlog kepenghunian  7.867.171  backlog kepemilikan 13.012.107
Jadi bisa kita lihat bahwa backlog menurut perspektif kepemilikan (perspektif BPS),terjadi penurunan angka backlog, yaitu tahun 2010 sebanyak 13,5 juta unit rumah menjadi tahun 2014 sebanyak 13 juta unit rumah. Penurunan ini menunjukkan adanya peningkatan angka kepemilikan rumah, dan angka kepemilikan terus merangkak sampai dengan akhir tahun 2020.
Intervensi untuk menurunkan backlog kepemilikan disamping upaya penyediaan pemenuhan kebutuhan hunian, yang paling mendongkrak keberhasilannya adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memiliki hunian dengan berbagai kemudahan dan skema pendanaan maupun pembiayaan.Â
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2020, angka backlog kepemilikan perumahan menunjukan penurunan yang belum sesuai harapan yakni masih pada angka 12,75 juta. Jumlah tersebut belum termasuk pertumbuhan keluarga baru yang diperkirakan sekitar 700.000-800.000 per tahun.
Sekali lagi tidak mengherankan jika angka backlog kepemilikan ini tidak turun secara signifikan, karena beberapa daerah yang seharusnya berkontribusi dalam penurunan backlog nasional, karena kondisi tertentu, tentu saja tidak salah jika lebih memilih pencapaian kebutuhan masyarakat dibandingkan pencapaian program (target)
Target penurunan backlog kepemilikan yang seharusnya diselesaikan dengan program meningkatkan jumlah kepemilikan hunian dengan berbagai skema pembiayaan, yang dilakukan justru pengembangan rumah susun sewa yang tidak ada pengaruhnya dengan penurunan backlog kepemilikan.
Penulis : Â Ali Eff laman
Pajabat Teknis pada BLUD
Unit Pengelola Dana Perumahan
Tulisan Selanjutnya : Program DP Nol RupiahÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H