Sementara institusi pendidikan kesehatan masyarakat terus berdiri bak jamur di musim hujan, entah apa tujuannya...Sementara, SKM yang sudah lama bekerja bahkan sudah hampir pensiun masih banyak yang terombang ambing. Masih berdebat, Ini profesi atau bukan ?  Struktural atau fungsional ? dihadapkan dua pilihan yang keduanya tak memberi harapan, dua duanya  menurutku "Tidak jelas". Berbeda dengan medis yang "sepertinya" bisa tetap memilih dua duanya...hmmm entah lah...Entah siapa yang membuat aturan-aturan yang seolah hanya mengakomodir kepentingan satu pihak saja...Mulai dari penganggakatan PNS pun sudah tampak pengistimewaan yang kurang berkeadilan...belum lagi sistem kepangkatan...sakit menjabarkannya...
Dengan sistem kepangkatan yang naik setiap dua tahun bagi tenaga fungsional sementara tenaga non fungsioanal naik pangkat setiap 4 tahun, maka kebijakan menjadikan tenaga fungsional  bersaing dengan tenaga struktural untuk menempati jabatan struktural rasanya kurang fair. Ditambah lagi dengan dalih kompetensi, lulusan FKM kurang diperhitungkan untuk menduduki jabatan tertentu di institusi kesehatan, entah apa yang dimaksud dengan "kompetensi" itu. Apakah jangan-jangan universitas memang tidak mencetak SKM untuk berkompetensi di bidang kesehatan ? Apakah Universitas mencetak dokter dan dokter gigi untuk berkompetensi di semua sektor kesehatan ? kalau hal ini benar, berarti ada yang salah dengan kurikulum pendidikan. Tumpang tindih kompetensi.
Banyaknya alumni FKM yang sukses berkarir di luar sektor kesehatan, sebenarnya bukanlah sebuah kebanggaan. Tapi setidaknya menunjukan bahwa kurangnya perhatian pada lulusan SKM di institusi kesehatan bukan semata-mata karena kompetensi memimpin, melainkan memang sepertinya kurang diberi kesempatan. Pun ada SKM yang diberi kesempatan memimpin di institusi kesehatan namun mayoritas diberikan pada masa akhir karirnya saat idealisme sudah hampir memudar, seolah sebuah hadiah menjelang pensiun jika bukan hadiah jasa politik.
Mari kita Renungkan demi kolaborasi yang lebih baik....bukan untuk kepentingan profesi saja, tapi untuk Masyarakat Indonesia.
Salam Hormat,
M. Ali eff laman *)
*) Penulis Novel Birokrasi Setengah hati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H