Mohon tunggu...
Ali Eff Laman
Ali Eff Laman Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Lepas Bebas

Orang biasa yang dikelilingi orang luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Hadiah Pensiun untuk Sarjana Kesehatan Masyarakat

12 Maret 2021   11:42 Diperbarui: 14 Maret 2021   13:17 1330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara institusi pendidikan kesehatan masyarakat terus berdiri bak jamur di musim hujan, entah apa tujuannya...Sementara, SKM yang sudah lama bekerja bahkan sudah hampir pensiun masih banyak yang terombang ambing. Masih berdebat, Ini profesi atau bukan ?  Struktural atau fungsional ? dihadapkan dua pilihan yang keduanya tak memberi harapan, dua duanya  menurutku "Tidak jelas". Berbeda dengan medis yang "sepertinya" bisa tetap memilih dua duanya...hmmm entah lah...Entah siapa yang membuat aturan-aturan yang seolah hanya mengakomodir kepentingan satu pihak saja...Mulai dari penganggakatan PNS pun sudah tampak pengistimewaan yang kurang berkeadilan...belum lagi sistem kepangkatan...sakit menjabarkannya...

Dengan sistem kepangkatan yang naik setiap dua tahun bagi tenaga fungsional sementara tenaga non fungsioanal naik pangkat setiap 4 tahun, maka kebijakan menjadikan tenaga fungsional  bersaing dengan tenaga struktural untuk menempati jabatan struktural rasanya kurang fair. Ditambah lagi dengan dalih kompetensi, lulusan FKM kurang diperhitungkan untuk menduduki jabatan tertentu di institusi kesehatan, entah apa yang dimaksud dengan "kompetensi" itu. Apakah jangan-jangan universitas memang tidak mencetak SKM untuk berkompetensi di bidang kesehatan ? Apakah Universitas mencetak dokter dan dokter gigi untuk berkompetensi di semua sektor kesehatan ? kalau hal ini benar, berarti ada yang salah dengan kurikulum pendidikan. Tumpang tindih kompetensi.

Banyaknya alumni FKM yang sukses berkarir di luar sektor kesehatan, sebenarnya bukanlah sebuah kebanggaan. Tapi setidaknya menunjukan bahwa kurangnya perhatian pada lulusan SKM di institusi kesehatan bukan semata-mata karena kompetensi memimpin, melainkan memang sepertinya kurang diberi kesempatan. Pun ada SKM yang diberi kesempatan memimpin di institusi kesehatan namun mayoritas diberikan pada masa akhir karirnya saat idealisme sudah hampir memudar, seolah sebuah hadiah menjelang pensiun jika bukan hadiah jasa politik.

Mari kita Renungkan demi kolaborasi yang lebih baik....bukan untuk kepentingan profesi saja, tapi untuk Masyarakat Indonesia.

Salam Hormat,

M. Ali eff laman *)

*) Penulis Novel Birokrasi Setengah hati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun