Mohon tunggu...
Ali Eff Laman
Ali Eff Laman Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Lepas Bebas

Orang biasa yang dikelilingi orang luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

"Jika Dokter Masih Merasa Bukan Tenaga Kesehatan diMasa Pandemi Covid19"

12 November 2020   13:19 Diperbarui: 1 Maret 2022   09:41 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: unsplash/@unitednations

Di sisi lain terjadi persoalan internal di bidang kesehatan, pendapat para ahli yang merasa paling ahli, tidak saling sinergi dengan pendapat ahli lainnya. 

Pertunjukan keahlian kesehatan berdasarkan mazhab akademik. Bahkan pada awal awal munculnya kasus covid, pejabat tinggi dalam urusan kesehatan justru mengeluarkan komentar kontroversi dengan kebijakan organisasi kesehatan dunia. 

Tidak itu saja, di berbagai media muncul berbagai ahli yang menyampaikan "opininya' atas nama ilmu kesehatan, dan pada akhirnya masyarakat awam pun ikut ikutan menunjukan keahlian ilmu cocoklogi pemahaman tentang Covid 19 dengan versinya sendiri, mulai dari cara pencegahan sampai cara pengobatan yang tidak masuk akal.

Banyak pihak mulai memperhatikan dunia kesehatan, mulai dari istilah istilah kesehatan sampai dengan pelaku dalam bidang kesehatan. Masyarakat awam baru mendengar istilah karantina, lockdown, isolasi, droplet, airborn, herd-imunnity, PDP,ODP,OTG, pandemic, virology, epidemiology. 

Sebagian memperdalam pemahamannya dengan mencari dari berbagai sumber yang terpercaya, sebagian lain menambah pengetahuannya dengan informasi hoaks yang terus menerus muncul di berbagai media, sebagian lagi hanya menerka-nerka dan ujungnya mendapat pemahaman yang keliru.

Yang tak kalah mengkhawatirkan, media masa yang seharusnya menjadi tumpuan harapan yang seharusnya memiliki watak cerdas dalam memilah dan menyampaikan informasi justru ikut terlibat dalam penyesatan informasi, mulai dari mengambil kutipan kebijakan-kebijakan yang kurang tepat sampai dengan mewawancarai narasumber yang tidak berkompeten dibidangnya.

Di sisi lain para ahli yang merasa paling ahli sedang mencari panggung untuk berdiri, gayung bersambut. Tetapi tentu tidak dapat sepenuhnya menyalahkan media masa, karena media masapun juga menjadi korban dari ketidakkonsistenan di bidang kesehatan sendiri, terutama masalah pembagian peran tenaga kesehatan (baca :pelaku kesehatan).

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Tenaga Kesehatan atau Tenaga Medis?

Sampai saat tulisan ini dipublikasikan, penulis masih mendengar penggunaan istilah "Tenaga kesehatan, tenaga medis, tenaga kesehatan dan medis," dari sebuah radio swasta yang sangat terkenal dengan informasi berita aktual. Sebuah contoh penggunaan istilah yang terkesan tidak konsisten, baik dari para penyiarnya maupun dari pendengar radio yang memberikan komentar dalam suatu acara.

Dari pemahaman yang penulis tangkap, penyiar bermaksud menyampaikan tentang "semua pihak" yang terlibat dalam urusan kesehatan tetapi yang digunakan adalah "tenaga medis" (dokter dan dokter gigi?). Pada lain kesempatan penyiar menyebutkan "Tenaga kesehatan" dikesempatan lain menggunkan istilah "tenaga kesehatan dan tenaga medis."

Dalam UU 36/2014 disebutkan Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun