ums.ac.id, PABELAN -Di era Gen Z, anak muda cenderung lebih banyak menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris agar terlihat gaul. Fenomena ini sudah mulai banyak terjadi di lingkungan sekitar, salah satunya Kota Solo.
Melihat fenomena tersebut, tim peraih pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM PM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melakukan pengabdian berupa pelestarian berbahasa krama dengan judul program 'Bilik Literasi Rabu Krama' yang berlokasi di SD Muhammadiyah 1 Surakarta.
Ketua Tim, Riska Yulia mengungkapkan, analisis dalam memilih mitra SD Muhammadiyah 1 Surakarta sebagai tempat pengabdian masyarakat, karena melihat latar belakang SD Muhammadiyah 1 Surakarta yang berlokasi di lingkungan Pura Mangkunegaran.
"Program Bilik Literasi Rabu Krama dilaksanakan setiap hari Rabu yang dimulai sejak 26 Juli 2023. Mitra sasaran Bilik Literasi Rabu Krama yaitu siswa kelas 3, 4 dan 5 SD Muhammadiyah 1 Surakarta," ungkap Ketua Tim Pengabdian itu, Kamis (31/8).
Adapun kegiatan dalam program Bilik Literasi Rabu Krama, lanjut dia, yaitu pembelajaran yang juga menggunakan media seperti permainan kartu kata dan media pembelajaran online seperti Wordwall.
Dengan adanya program Bilik Literasi Rabu Krama, Riska Yulia berharap dapat memberikan dampak positif dan juga dapat melestarikan kembali berbahasa krama khususnya dikalangan anak-anak maupun remaja.
Menurut Manager Kurikulum, Badra intan mengungkapkan kegiatan pembelajaran tim berusaha menggunakan media interaktif agar siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran tersebut dan siswa dapat menikmati selama pembelajaran berlangsung.
"Kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu, (23/8) lalu, mengangkat materi tentang Unggah-Ungguh Bahasa Jawa. Lima puluh menit pertama digunakan untuk pendalaman materi kemudian 20 menit ke dua digunakan untuk latihan siswa dengan menggunakan media pembelajaran online Wordwall," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Manager Operasional, Aqthora Sulthonia menyampaikan kegiatan ini membentuk sebuah kelompok-kelompok kecil agar lebih efektif dan efisien dalam kegiatan pembelajaran.
"Untuk teknis pelaksanaan latihan menggunakan media dengan Wordwall, setiap siswa mendapatkan bagian untuk mengisi kata rumpang dengan bahasa krama. Kemudian untuk pertanyaan terakhir, siswa diminta untuk menjawab siapa yang paling cepat," ungkap Aqthora.