Mohon tunggu...
Penerjemah Online
Penerjemah Online Mohon Tunggu... -

Kami menyediakan jasa penerjemah berkualitas dan bergaransi. Silahkan kunjungi website www.penerjemah-online.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Penerjemahan dan Budaya

27 Maret 2013   16:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:08 2017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa merupakan aspek yang tidak terpisahkan dari budaya tertentu dan proses penerjemahan juga tidak boleh mengesampingkan budaya sebagai aspek penting pembentuk bahasa. Dengan kata lain, bahasa adalah produk dari budaya itu sendiri. Budaya adalah bagian dari kehidupan manusia yang terefleksikan dalam kehidupan sehari-hari baik melalui perkataan, perbuatan, atau kebiasaan tertentu. Bahasa merefleksikan budaya di suatu tempat dan membentuk pola pikir dan pandangan hidup penggunanya. Seorang penerjemah harus mempertimbangkan aspek budaya ini dalam setiap proses penerjemahannya karena budaya yang direfleksikan dalam bahasa sumber bisa sangat berbeda dengan bahasa sasaran.Jika penerjemahan tidak dilakukan dengan mempertimbangkan aspek penting tersebut, besar kemungkinannya terjemahan tidak akan beterima.

Menurut The World Book Encyclopedia (1995:112), kata budaya didefinisikan sebagai “....a term used by social scientist for a way of life. Every human society has a culture. Cuture includes society arts, beliefs, customs, institutions, inventions, language, technology, and values.” Dari definisi tersebut, ada beberapa kesimpulan yang bisa diambil. Budaya adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah jalan hidup. Setiap manusia di dunia ini pasti mempunyai budaya dan bahasa adalah salah satu bagian dari budaya tersebut. Pemahaman terhadap bahasa tidak bisa dilepaskan dari budaya.

Budaya merupakan tantangan tersendiri bagi seorang penerjemah ketika menerjemahkan suatu teks. Budaya adalah aspek penting yang ada dalam kehidupan manusia untuk mengatur tingkah laku secara sistematis. Bahasa sumber bisa mempunyai budaya yang tidak ada dalam bahasa sasaran. Atau, budaya dalam bahasa sumber mempunyai sedikit kemiripan dengan budaya dalam bahasa sasaran. Istilah yang seringkali digunakan untuk menggambarkan masalah ini adalah padanan kultural. Salah satu tugas seorang penerjemah adalah menemukan padanan yang tepat untuk pesan atau informasi yang terkandung dalam bahasa sumber. Inilah yang seringkali membuat proses penerjemahan menjadi sulit. Untuk mengatasinya, penerjemah bisa menerjemahkan teks tersebut dengan petimbangan budaya dan konteks selama makna yang ada dalam bahasa sumber tersebut bisa tersampaikan seutuhnya tanpa menguranginya sedikitpun. Berikut ini beberapa kata dengan unsur budaya yang cukup kental serta contoh terjemahannya.

Bahasa Sumber: Pecel

Bahasa Sasaran: Salad

Pecel adalah makanan tradisional yang dibuat dari sayuran mentah dan bumbu pedas. Makanan ini cukup populer di pedesaan dan biasanya dikonsumsi tanpa nasi. Salad adalah makanan yang dibuat dari berbagai sayuran mentah dan ini merupakan makanan yang cukup digemari di negara lain. Kedua makanan tersebut merefleksikan budaya dalam bahasa masing-masing. Bahan dan konsep pembuatan makanan tersebut juga hampir sama. Untuk memudahkan proses penerjemahan, penerjemah bisa menerjemahkan kata pecel menjadi salad tanpa mengurangi maknanya.

Bahasa Sumber: Salat

Bahasa Sasaran: Prayer

Salat (bahasa Indonesia) adalah bentuk baku dari kata yang mencerminkan ibadah wajib bagi setiap muslim dan harus dilakukan lima kali dalam sehari. Salat sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu Sholat dan diserap menjadi kata salat. Dalam bahasa Inggris, tidak ada kosakata salat. Namun, salat bisa dipahami sebagai suatu ibadah dimana seorang hamba menyembah dan berdoa kepada Tuhan. Oleh karena itu, salat adalah kata khusus dari ibadah yang hanya diwajibkan bagi Muslim. Penerjemah bisa menggunakan kata prayer untuk menerjemahkan kata salat.

Ketakterjemahan budaya menjadi salah satu tantangan paling sulit bagi seorang penerjemah. Tidak ada satu pun budaya yang sama persis karena budaya sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor. Budaya yang ada di satu tempat bisa jadi tidak bisa ditemukan di tempat lain. Budaya tersebut direfleksikan dalam bahasa dan di sinilah akar masalah dari ketakterjemahan budaya tersebut. Inilah beberapa contoh ketakterjemahan budaya dalam beberapa konteks.

Sangat tidak pantas jika penerjemah menganggap kompetensi bahasa adalah satu-satunya syarat untuk memahami dan menerjemahkan teks dengan tepat. Untuk memahami teks secara utuh, penerjemah juga perlu mempertimbangkan aspek budaya untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan padanan kultural. Jika penerjemah menerjemahkan suatu teks, dia juga turut menerjemahkan budaya yang ada dalam teks tersebut. Budaya sendiri selalu ada dalam proses pembentukan bahasa. Selain itu, tidak ada satupun budaya yang sama persis.

Artikel sebelumnya pernah dipublikasikan di:

http://www.penerjemah-online.com/2012/12/penerjemahan-dan-budaya.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun