Mohon tunggu...
Penelitian UM
Penelitian UM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kami adalah tim penelitian di Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengembangkan Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa Melalui Experiential Learning dengan Pendekatan STEM-CT

7 November 2024   21:12 Diperbarui: 7 November 2024   21:31 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keterampilan pemecahan masalah merupakan salah satu kompetensi yang penting untuk dimiliki oleh setiap individu. Pasalnya, ini merupakan salah satu keterampilan yang menjadi tuntutan di Abad ke-21, sekaligus salah satu kualitas yang dibutuhkan di dunia kerja. Keterampilan pemecahan masalah berperan tidak hanya untuk menyelesaikan tugas di sekolah, tetapi juga  untuk menghadapi permasalahan yang kompleks di dunia nyata. Sebagai salah satu keterampilan berpikir, pengembangan kemampuan ini perlu menjadi fokus dalam proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah.

Dibalik pentingnya penguasaan siswa atas keterampilan pemecahan masalah, berbagai penelitian terdahulu telah menunjukkan rendahnya keterampilan pemecahan masalah yang dimiliki oleh siswa. Hasil ini diperoleh dari berbagai macam penelitian yang dilakukan tidak hanya pada tingkat sekolah dasar, melainkan juga di tingkat sekolah menengah. Berdasarkan pada data tersebut, diperlukan langkah yang efektif dan optimal untuk mendorong peningkatan keterampilan pemecahan masalah siswa, salah satunya adalah melalui strategi pembelajaran yang diimplementasikan di dalam kelas.

Pembelajaran Experiential Learning dengan Pendekatan Science, Technology, Engineering, Mathematics-Computational Thinking (STEM-CT) dapat menjadi salah satu solusi untuk mendorong peningkatan keterampilan pemecahan masalah siswa. Hal ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa di salah satu sekolah negeri di kabupaten Malang. Sampel dibagi menjadi dua kelompok, yang dapat disebut sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Keduanya diberi pretest untuk mengetahui terlebih dahulu kemampuan awal yang dimiliki, baru kemudian diberi perlakuan yang berbeda. Kelompok eksperimen akan diberi perlakuan berupa pembelajaran yang menerapkan Experiential Learning dengan Pendekatan STEM-CT, sedangkan kelompok kontrol tetap dengan pembelajaran konvensionalnya.

Meskipun kedua kelompok menunjukkan peningkatan keterampilan pemecahan masalah pada hasil analisis data post-test, akan tetapi tetap terdapat perbedaan dimana hasil rata-rata dari kelompok eksperimen diketahui lebih tinggi. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh dari strategi pembelajaran yang diimplementasikan, berdasarkan pada hasil uji statistik yang telah dilakukan. Berdasarkan pada hasil yang diperoleh, Experiential Learning dengan pendekatan STEM-CT diketahui berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa.

Experiential learning merupakan model yang dikembangkan berdasarkan teori yang disusun oleh D. A. Kolb. Pembelajaran ini berdasarkan pada teori yang menekankan pada pembelajaran yang integratif, sehingga kerap dipandang sebagai pembelajaran yang menghubungkan bagaimana pengetahuan itu diperoleh dan diterapkan kembali. Pendekatan STEM-CT di sisi lain adalah hasil integrasi berbagai aspek dari computational thinking dalam domain-domain STEM. Pembelajaran ini dapat menjadi alternatif bagi para pendidik, sebagai suatu strategi untuk mendorong keterampilan pemecahan masalah siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun