Tentu saja rakyat Indonesia tidak akan berdiam diri menghadapi ancaman tersebut. Kehancuran industri pangan, industri manufaktur, dan industri lain di Indonesia sudah cukup menyebabkan rakyat menderita akibat AFTA 2010.
Untuk itu kaum nasionalis Indonesia harus bersatu, dengan agenda utama:
1. Menggagalkan perluasan ASEAN dengan bergabungnya Timor Leste kedalam ASEAN, yang didukung oleh para penkhianat liberalis ASEAN dalam tubuh pemerintah RI.
2. Membersihkan Pemerintah RI dan DPR RI dari para pengkhianat liberalis ASEAN yang ingin menggantikan Pancasila dengan Liberalisme ASEAN, Bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris, dan menggantikan Indonesia dengan ASEAN Community.
3. Membersihkan TNI dari pengkhianat liberalis ASEAN yang bermaksud melemahkan TNI, serta mengembalikan kemampuan tempur modern TNI untuk berperang mempertahankan tiap jengkal wilayah Republik.
4. Segera mengganti rezim pasar bebas ASEAN - dengan berbagai negara asing (ASEAN China, ASEAN - Australia, ASEAN - Jepang, dsb), dengan rezim pasar bebas Indonesia - dengan berbagai negara asing tersebut, dimana rezim pasar bebas yang disahkan dapat menjamin kepentingan rakyat Indonesia, diawasi oleh Pemerintah RI, dan DPR RI, sehingga tercapai kembali kedaulatan ekonomi Indonesia.
5. Membawa Indonesia keluar dari AEC, AFTA, dan segera membatalkan Piagam ASEAN yang sudah diratifikasi.
6. Mengembalikan keunggulan kompetitif UKM, IKM, industri besar nasional, dan swasta nasional yang selama ini dihancurkan oleh AFTA dan berbagai aturan Pasar Bebas ASEAN dengan negara asing, agar pengusaha nasional menjadi dominan di Indonesia, membawa kemakmuran bagi bangsa Indonesia.
Perlu diingat,
1. Secara konsep, ASEAN-C berbeda dari Indonesia.
2. ASEAN-C sudah menyusup melemahkan pertahanan nasional Indonesia