Radar pengawasan udara Almaz Antey sekalipun canggih namun kurang menarik untuk dilihat, mengingat TNI AU sudah membeli radar abal-abal Master-T dari perusahaan Prancis TRS yang bekerjasama dengan PT LEN. Sayangnya radar yang dipasang dalam jumlah besar tersebut bukan teknologi terkini, ketinggalan 10 tahun dari tipe radar terkini yang menjadi standar radar militer: AESA.
Radiozavod - Sistem Koordinasi Manpad
Masih di pavilion Russia, ada booth kecil dari perusahaan yang jarang terdengar: Radiozavod, yang memiliki produk yang sangat menarik yang kelihatannya sangat sesuai untuk TNI yang hanya mengandalkan Manpad/Shorad.
[caption id="" align="aligncenter" width="337" caption="Turret SAM (kampusmiliter.com)"]
Manpad umumnya memiliki jarak tembak 5 - 20 km. Manpad memiliki penjejak visual yang mengharuskan penembak melihat pesawat musuh. Masalahnya kondisi ideal dimana penembak manpad dapat melihat pesawat musuh dengan jelas tentu sangat jarang. Selain karena waktu malam, atau berkabut, atau karena pesawat bergerak dengan sangat cepat. Disamping itu dibutuhkan koordinasi penembakan yang baik antara manpad di beberapa lokasi untuk memastikan pesawat musuh dapat dijatuhkan.
Radiozavod memberikan solusi yang disebut ACTMS, berupa Automated Control Module (ACM) yang memberi komando pada 9 (sembilan) unit manpad yang dilengkapi dengan Individual Automation Kit (IAK). ACM dapat menerima informasi dari radar, kemudian memerintahkan infantri dengan manpad untuk menembak ke arah tertentu yang ditunjukkan oleh IAK, berupa LED 1 mata yang ditempel di helm penembak. Manpad tidak ditembakkan dengan sistem tracking-nya, melainkan ditembakkan ke arah tertentu menurut petunjuk ACM.
Sebagai hasilnya, manpad dapat menembak pesawat berdasarkan informasi radar, tidak lagi harus mengandalkan penglihatan visual line-of-sight. Disamping itu beberapa manpad dapat dikoordinasikan oleh komandan melalui ACM untuk menembak pesawat musuh tertentu. Penembakan dengan beberapa manpad dari beberapa arah akan meningkatkan probabilitas pesawat tertembak jatuh. Selain itu radar dapat melihat pesawat datang pada jarak yang jauh sehingga manpad dapat diinstruksikan untuk menembak jauh sebelum pesawat terlihat.
Dengan solusi sederhana ini, tidak dibutuhkan integrasi antara manpad. Artinya 9 manpad yang berbeda tipe dapat dikoordinasikan dibawah satu komando. Ini sangat sesuai dengan kondisi TNI yang mengoperasikan sangat banyak jenis manpad.
Solusi Radiozavod ini tentu tidak secanggih solusi seperti Thales dengan Forceshield yang berbasis Thales StarStreak yang digunakan TNI AD. CM200 jauh lebih canggih, meliputi sistem radar 250km, tracking 200 target, dsb, namun harus menggunakan manpad Thales atau sistem yang kompatibel.
ACTMS tidak membutuhkan integrasi sistem, dapat langsung dioperasikan dengan berbagai manpad yang dimiliki TNI AD, AL, AU. Dengan demikian penggabungan kekuatan dapat dilakukan hanya dengan membagikan unit IAK kepada 9 infantri penembak manpad.
Galeri ATGM
Terdapat berbagai senjata anti-tank ditampilkan di Expo kali ini. Beberapa membawa simulator-nya. Javeli hadir, beserta beragam ATGM dari vendor lain.
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="ATGM Alcotan 100 (kampusmiliter.com)"]