Langsung ke sebelah kanan, area expo utama di Hall A.
Masuk ke ruang pameran kita bertemu Denel, vendor Afrika Selatan, yang memamerkan turet murah Light Combat Turret - Multi Calibre (LCT-MC) yang bisa dipersenjatai dengan senjata mesin kaliber 7.62mm atau .50 M2 MG. Dioperasikan secara manual oleh 1 orang, dengan bantuan komputer balistik. Turet tampak lebih seram dengan 8 pelucur geranat 76mm. Turet murah untuk pasar Afrika mungkin bisa laku di Asia Tenggara.
Sayang Denel tidak membawa turet andalannya, LCT-30 yang terkomputerisasi, dilengkapi ATGM INGWE. Rudal INGWE-nya dipamerkan bersama UMKHONTO SAM.
Akan lebih keren lagi kalau Denel membawa turret kapal 35DPG: kanon ganda GA35 35mm rapid fire, CIWS, anti missile, yang merangkap penembak jitu. Jika ingin dioperasikan, turret ini cocok untuk langsung ditaruh diatas LPD Makassar/Banjarmasin memberikan kemampuan pertahanan yang lumayan. Atau pada kapal-kapal perang TNI AL lain yang sangat kurang kemampuan pertahanannya.
Ada beberapa turret saingan Denel yang hadir di Expo kali ini. Beberapa hanya gambar dan model. Model Tunguska, misalnya, mungkin sudah mewakili turret Kashtan. Aselsan dari Turki tak mau ketinggalan menampilkan turret-nya: 30mm rapid fire SMASH remote control naval gun.
[caption id="" align="aligncenter" width="288" caption="Turret Aselsan Turki (kampusmiliter.com)"]
Sebagai hiburan atas tidak hadirnya turret Denel, Pindad menampilkan turret LCT-20 untuk Anoa (APC beroda 6x6), yang ditampilkan di parkiran. Versi mini dari LCT-30, namun memiliki banyak kecanggihan yang sama.