Mohon tunggu...
Pendi Frenaldi
Pendi Frenaldi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mengenal Urap Latoh “Rumput Laut” Makanan Khas Daerah Lasem

19 Mei 2016   18:02 Diperbarui: 19 Mei 2016   18:33 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lasem sebuah Kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Merupakan kecamatan terbesar kedua di Kabupaten Rembang. Daerah ini terkenal dengan makanan khas yaitu Urap Latoh, makanan ini menggunakan “rumput laut” sebagai sayur.

Latoh yang merupakan jenis rumput laut yang dikenal oleh masyarakat di negara luar yang biasa disebut juga anggur laut, jika di Filipina disebut Lato, di Jepang disebut Umi Budo. Latoh yang memiliki nama ilmiah Caularpa, juga di Sulawesi dikenal dengan nama Lawi-lawi.

Latoh ini sangat nikmat jika disajikan dengan nasi dan urap yang terbuat dengan campuran kelapa, terasi, lombok, kencur dan bawang merah. Di Rembang biasa dijual dengan harga Rp 7.000-10.000 per porsi.

Bentuk latoh ini menyerupai telur ikan yang bewarna hijau, untuk ciri-cirinya, berwarna hijau dengan thallus (cabang) berbentuk lembaran, batangan, dan bulatan. Selain itu memiliki tekstur lunak keras dan siphonous.  

Kandungan klorofil rumput laut bersifat antikarsinogenik. Terdapat juga kandungan serat, selenium dan seng yang tinggi yang bisa mereduksi estrogen (jenis hormon). Berikut rincian kandungan energi = 18 kkal, protein = 0,5 gr, lemak = 0,9 gr, karbohidrat = 2,6 gr, kalsium = 307 mg, fosfor= 307 mg, zat besi = 9,9 mg, vitamin A = 0 IU, vitamin B1 = 0 mg, vitamin C = 1,3 mg. Kandungan ini dapat berkhasiat untuk:

1.Kandungan zat besi dan protein dapat membantu pembentukan hemoglobin dan juga akan mengurangi resiko anemia.

2. Vitamin A mengatasi permasalahan gizi karena kekurangan vitamin A.

3. Mencegah hipertensi karena rumput laut dapat menyerap kelebihan asupan garam dalam tubuh.

4. Antioksidan klorofil dapat berfunhsi membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh.

5. Kandungan serat dapat mempelancar proses metabolisme tubuh sehingga baik untuk makanan untuk diet.

Saat ini latoh dapat dibudidayakan di tambak dengan proses pertumbuhan latoh ini bisa tumbuh antara 10-13 kali setelah 3 bulan masa pemeliharaan (misal dari berat 500 gr menjadi 6.00 gr). Jika bibit awal sebanyak 120-140 kg, maka dapat dipanen setelah 20 hari bisa mencapai 900 kg-1400 kg dan berikutnya bisa dipanen tiap hari (40 kg-80 kg) selama 15 hari.  Kisaran harga antara 10.000/kg. Dengan metode budidaya ditambak ini, maka memberikan alternatif untuk petani komoditas latoh memperoleh keuntungan yang besar.

Untuk masyarakat saat ini latoh memang belum begitu dikenal dibandingkan dengan jenis rumput laut lainnya. Namun yang penting adalah bahwa pemahaman bahwa rumput laut adalah bisnis kemaritiman yang perlu dikelola sebagai investasi bisnis dengan prinsip-prinsip ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun