Mohon tunggu...
Forensic Lie Detector Indonesia
Forensic Lie Detector Indonesia Mohon Tunggu... -

Handoko Gani SE MBA BAII Human Lie Detector Indonesia. Trainer deteksi kebohongan di KPK, BPK, dan beberapa instansi pemerintah dan swasta. Team Ahli Kepolisian untuk kasus kriminal tertentu Narasumber di berbagai media: Harian Kompas, Harian Jawa Pos, kompas.com, detik.com, Metro TV, Trans TV, Global TV, dan sebagainya. Penulis buku MENDETEKSI KEBOHONGAN Lulusan Forensic Emotion, Credibility, and Deception dari Emotional Intelligence Academy, Manchester Pemilik blog Handoko Gani di kompas.com www.handokogani.com Twitter: @LieDetectorID

Selanjutnya

Tutup

Politik

Analisa Ekspresi Wajah - Jokowi plin plan ?

15 Februari 2015   03:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:10 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1423919639314271108




Menambahkan artikel Harian Kompas 14 Feb 2015 di halaman 5: http://kom.ps/AFpmoj

Presiden merasa penyebab kisruh KPK dan Polri ini adalah adanya ketidakdewasaan antar kedua institusi dan sekaligus juga perasaan/perilaku “sok di atas hukum” antar keduanya.

Sok di atas hukum, pertama kali diucapkan saat interview dengan Kompas TV tgl 24 Januari dan diulang kembali tgl 25 Januari saat pembentukan tim independen.

Presiden juga menegaskan bahwa dirinya tidak akan melakukan intervensi terhadap “akibat mindset/tindakan sok di atas hukum” yang sudah terjadi: kasus BG dan kasus BW.

Sejak wawancara dengan Kompas, presiden sdh menunjukkan ketidaksukaan beliau terhadap tindakan intervensi yang diusulkan oleh banyak pihak, termasuk masyarakat pengguna internet dengan tanda pagar #Whereareyoujokowi atau #SaveKPK.

Beliau mengatakan hal yang sama ketika mengumumkan pelantikan tim independen, dan yang paling terlihat adalah di tgl 29 Januari saat konferensi pers pasca pertemuan dengan Pak Prabowo di Istana Bogor.

Justru presiden menegaskan agar semua pihak, KPK dan Polri termasuk dirinya seharusnya menghormati dan menunggu proses hukum selesai berjalan dengan sabar.

Bila proses hukum tsb sudah berjalan selesai, beliau akan mengambil keputusan sesuai hukum dan peraturan yang berlaku

Dan itu beliau ekspresikan dengan amat sangat tegas pada tgl 29 Januari.

Jadi, apakah Jokowi DIAM saja ?

TIDAK.

Apakah Jokowi TIDAK TEGAS?

Lho…Jokowi tetap pada pendiriannya untuk menunggu proses hukum BG, dan tidak menggubris saran dan usulan, bahkan “himbauan” dari parpol,LSM,dan bahkan dari masyarakat.

Bukankah ini berarti Jokowi TEGAS ?

Jadi, sampai kapan?

“Ditunggu”

sambil menunjukkan gerakan tangan (telunjuk dan jempol direkatkan) --> lazim nya bermakna "sedikit lagi, sebentar lagi"

Artikel ini terdapat di: http://handokogani.com/2015/02/14/264/

Bila penasaran, bisa membaca analisa setiap kejadian satu per satu :

Lihat Analisa 16 Januari: Analisa Ekspresi Wajah Jokowi saat preskon penundaan pelantikan BG

Lihat Analisa 23 Januari: Analisa Ekspresi Wajah Jokowi saat preskon pasca penangkapan BW

Lihat Analisa 24 Januari: Analisa Ekspresi Wajah Jokowi saat wawancara dengan Kompas

Lihat Analisa 25 Januari: Analisa Ekspresi Wajah Jokowi saat menegaskan jangan ada kriminalisasi dan kmudian mengangkat tim independen.

Lihat Analisa 29 Januari: Analisa Ekspresi Wajah Jokowi pasca pertemuan dgn Prabowo di istana negara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun