Mohon tunggu...
Pendeta Sederhana
Pendeta Sederhana Mohon Tunggu... lainnya -

Sederhana itu adalah sikap hati. Hati adalah kita yang sesungguhnya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bangkitnya PKI & Tangkap Ahok, Akhir Halusinasi Permadi?

8 Juni 2016   19:26 Diperbarui: 9 Juni 2016   10:14 10230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang pertengahan tahun  2016, sepertinya menjadi momen terakhir bagi masyarakat untuk membuktikan kebenaran ramalan Permadi SH, kadernya Partai Gerindra . Setidaknya, ada dua peristiwa yang menarik perhatian massa menjelang tenggat waktu yang pernah dilontarkan oleh Permadi untuk membuktikan kebenaran hasil terawangannya, yakni lengsernya Presiden Joko Widodo, yang diklaim Permadi paling lama sampai awal 2016. Atau katakanlah sampai pertengahan tahun 2016.

Sebelumnya, Permadi juga  sudah mengutarakan bahwa  Prabowo belum mendapat restu menjadi presiden. Apalagi jika dia maju dalam Pemilihan Presiden 2019 nanti, Prabowo diyakini juga bakal kalah.  Menurut Permadi, peluang Prabowo menjadi presiden hanya pada 2016, dimana setelah Jokowi lengser oleh rakyat, bekas Danjen Kopassus itu bisa duduk sebagai presiden. Berikut link beritanya: http://m.merdeka.com/khas/tuhan-tidak-menghendaki-prabowo-jadi-presiden-wawancara-permadi.html

+++++++++++

Bangkitnya PKI menjadi isu yang sempat membuat  masyarakat cemas. Kivlan Zen bahkan mengklaim PKI sudah membentuk struktur partai bahkan anggotanya sudah mencapai lima belas juta orang. Dia menyerukan" perang" dan mengajak beberapa ormas untuk bangkit melawan PKI. Kivlan  bahkan secara terbuka menuding PKI sudah berhasil masuk ke DPR, dan sedang memperjuangkan UU Desa yang disinyalir akan membuat petani dan buruh sejahtera, yang  suatu saat akan melawan aparat. Isu ini tidak kurang dan ikut serta menarik  keterlibatan purnawirawan Jenderal TNI, yang sudah pasti membuat masyarakat sangat cemas dengan perkembangan isu ini, muaranya akan berujung  kemana.

Peristiwa lainnya adalah aksi panggung rakyat "Tangkap Ahok" yang digagas oleh Ahmad Dhani & Ratna Sarumpaet. Tidak hanya menargetkan Ahok, menurut Ratna, apabila Ahok sampai berurusan dengan penegak hukum, Presiden Joko Widodo juga bakal ikut terseret. "Karena Ahok sudah makin sadar Istana tak akan sepenuhnya melindungi dia. Bagaimana pun #AhokDibuiJokowiTumbang,” papar Ratna via akun Twitter yang dipantau Senin (23/05/2016).

Ratna menuding pihak Istana meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk tidak menjadikan Ahok sebagi tersangka. Pasalnya, kasus Ahok dapat menjadi pintu masuk untuk membongkar borok Istana.  

"Istana bisa jadi tak kasih @KPK_RI tersangkakan @basuki_btp takut borok Istana terbuka. Tapi membiarkannya jd Gubernur, no ..," katanya. Ratna tidak menyebut kasus apa yang bakal menyeret Jokowi jika Ahok harus dibui. 

Itulah dua peristiwa yang memiliki kaitan dengan ramalan Permadi, setelah itu kelihatannya tidak ada lagi momen yang bisa menjadi pintu masuk untuk "mengganggu" kelangsungan pemerintahan Jokowi. Apalagi saat ini sudah memasuki bulan Ramadhan, dimana suasana di masyarakat cenderung lebih tenang dan damai, dan kemudian juga, batas waktu yang bisa ditolerir untuk mempercayai ucapan Permadi sudah kadaluarsa. 

Apakah Permadi berdusta dengan ramalannya?

Melihat dunia spiritual tentu tidak sama dengan melihat sesuatu di dunia nyata. Disamping itu, diperlukan kemampuan untuk tidak sekedar bisa melihat apa yang ada dan terjadi di dunia spiritual, ketika hal itu akan dimanifestasikan di dunia nyata. Apa yang dilihat di alam spiritual belum tentu demikian keadaan akhirnya saat akan termanifestasi di dunia nyata.

Di alam spiritual, ada dua pengaruh atau kekuatan yang saling bertarung satu dengan yang lain. Hal itu terus berlangsung, sehingga keadaan hari ini sangat bisa berbeda dengan keadaan esok. Apalagi sampai saat waktunya tiba untuk  termanifestasi di dunia nyata. Ada banyak hal yang sudah berubah sejak dari awal ketika hal itu mulai mengambil rupa atau tempat di sana. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan hal itu bisa hilang atau sudah tidak ada wujudnya lagi saat hendak termanifestasi di alam nyata di bumi.

Jika anda pernah bermain di alam roh, tentulah anda akan mengerti apa yang sedang saya uraikan. Alam spiritual bukanlah alam tertutup, ia terbuka dan siapa saja bisa memasukinya untuk bermain di sana. Motivasi setiap orang juga tentu berbeda-beda ketika menjelajah alam roh. Ada yang bertujuan mengambil kuasa atau otoritas,  ada yang bertujuan mengklaim materi guna keuntungan finansial, bahkan ada yang mencuri dan merampas di alam spiritual untuk dibawa dan dinikmati di dunia nyata.

 Jika anda pernah mengalami keadaan dimana anda merasa bahwa sesuatu itu sudah semestinya menjadi milik anda, namun tanpa sebab dan entah mengapa anda juga tidak bisa mengerti, namun  tiba-tiba bisa hilang, atau berpindah ke pihak lain. Maka mengertilah sekarang, bahwa itu merupakan pekerjaan alam spiritual. 

Atau dalam peristiwa politik misalnya, pasangan calon yang sebelumnya sudah memastikan menang, namun entah kenapa bisa kehilangan kemenangannya, dan berpindah ke pasangan lain,maka itu juga merupakan peristiwa yang berkaitan dengan alam spiritual.

Hukum yang berlaku di alam roh adalah yang kuat pasti menang. Sehingga antara dua kekuatan ini akan saling serang sampai akhirnya the last standing, itulah yang akan termanifestasi di alam nyata.

Dengan penjelasan di atas, anda tentu sudah bisa menjawab pertanyaan sebelumnya, apakah Permadi berdusta atau tidak?

Berdasarkan penjelajahan alam roh, saya ( Pendeta Sederhana) menyaksikan bahwa kekuatan untuk mewujudkan apa yang diramalkan oleh Permadi cenderung melemah, dan waktu ke belakang ini sangat lemah. Bahkan posisi terakhir terlihat bahwa  pihak Permadi ini sudah kehilangan kekuatan dan juga momentum. Sementara, kekuatan dan standing position yang menopang Pak Jokowi sangat kokoh dan cenderung semakin kuat.

Kedua petistiwa di atas adalah juga merupakan senjata terakhir yang bisa digunakan oleh pihak yang hendak mewujudkan ramalan Permadi untuk dapat memanifestasi di alam nyata. Dan seperti yang anda bisa amati, keduanya sudah kandas karena kekuatan yang menyokongnya tidak mampu menembus pertahanan dari pihak yang menahan serangan pihak Permadi, bahka terlihat pihak yang sebelumnya  bertahan perlahan sudah bergerak dan mengkonsolidasikan kekuatan dan berhasil mendesak kekuatan yang ada di kelompoknya Permadi. Jika anda melihat hasil Munaslub Golkar, dan juga perubahan sikap PDIP terhadap Ahok belakangan ini, maka itulah hasilnya.

Dengan demikian, termanifestasinya apa yang diramalkan oleh Permadi sangat mungkin sekali tidak akan pernah anda saksikan, karena  gaungnya, bahkan bekasnya pun tidak lagi bisa terlacak oleh sedemikian kuatnya kekuatan yang mendesak dan menekannya di alam spiritual, sehingga tidak lagi berwujud ketika memasuki alam nyata.

Mungkin anda tertarik untuk menanyakan banyak hal tentang politik dari perspektif alam roh, misalnya Pilgub DKI 2017. Namun perlu saya beritahu, seseorang yang sudah paham dengan dunia spiritual, tidak akan mudah mengungkapkan apa yang dilihatnya disana. Ia sangat tahu bahwa alam spiritual juga berkecamuk dan selalu bergerak. Ada banyak hal bisa terjadi dan sangat bisa berubah di sana tergantung kekuatan masing-masing pihak yang "beracara" di alam roh. Namun satu hal, di dunia spiritual, yang kuatlah yang menang. Itu hukumnya.

Apakah Ahok akan menang di Pilgub 2017? Apakah pihak yang menopang Pak Jokowi lebih kuat dari pihak yang menghendaki terwujudnya ramalan Permadi?

Saya kan sudah bilang tadi, kok masih ditanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun