Dan orang percaya bisa melihat dan menerima buah dari pekerjaan Paulus setelah dijamah Injil. Ia memiliki keyakinan yang sangat kokoh, bahwa Injil yang  diberitakannya bukanlah perkataan manusia. Injil adalah perkataan Allah, dan didalamnya kuasa Allah hadir, dan sanggup meruntuhkan segala sesuatu yang mencoba menahannya. Berbagai siasat dan larangan dalam bentuk aturan-aturan yang dimaksudkan untuk menghalangi pemberitaan Injil yang hendak membawa orang kepada pengenalan akan Allah.
Tidak ada yang tidak dapat ditembus oleh Injil. Justru semakin dihambat semakin merambat. Itulah sebabnya, sebagaimana dulunya  Saulus demikian keras menentang Injil,  dan juga dari tempat-tempat yang sebelumnya sangat keras menentang  Injil dan menolak segala sesuatu yang berbau Injil, lahir pemberita-pemberita Injil untuk meneruskan karya Rasul Paulus, memberitakan kabar baik, anugerah Allah bagi semua orang.
Setiap orang percaya  adalah pembawa kabar baik. Dan kita lah kabar baik itu, ketika orang lain dapat melihat kemuliaan Injil di dalam kehidupan kita. Oleh karena itu hendaknya kita selalu berusaha menjadikan hidup kita sebagai  Injil yang terbuka untuk dilihat, dirasa, dan pada akhirnya mengubahkan sesama, sebagaimana Injil telah mengubahkan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H