Â
Dalam hadist riwayat Abu Dawud, para sahabat bertanya, "Mengapa makan tidak kenyang?" Kemudian, Rasulullah SAW balik bertanya, "Apa kalian makan sendiri?" Para sahabat menjawab, "Iya."
Kemudian Rasulullah SAW menjawab lagi, "Makanlah kalian bersama-sama dan bacalah basmalah, maka Allah akan memberikan berkah kepada kalian semua." (HR Abu Dawud).
Buka bersama pada bulan Ramadan merupakan program wajib ketika menunaikan ibadah puasa, atau dengan kata kerennya disebut bukber. Kenapa disebut program, karena banyak sekali manfaat yang bisa diambil pelajaran jika dijalankan. Rutinnya pasti yang diselenggarakan di masjid karena sebagai tanda untuk memakmurkan masjid. Selebihnya bisa dilaksanakan bersama keluarga, komunitas atau organisasi, alumni atau angkatan, rekan kerja, dan civitas akademik.
Untuk Ramadan bercerita kali ini di hari keempat, bertema bukber sama teman lama, yes or no? Kalau dari saya sendiri sih iya iya saja, boleh boleh saja, kan saya nggak punya salah sama mereka, kenapa harus bilang tidak.
Sebenarnya saat melihat tema bukber ini ada di urutan keempat dalam diari Ramadan di Ramadan bercerita, sebelumnya saya sedang merencanakan untuk bukber dengan teman lama di hari yang sama agar berbarengan dengan tema. Namun belum juga sampai tiga hari puasa pertama, sudah tiba-tiba berhalangan, sungguh is another level of nyesekkk.
Berbicara tentang bukber lebih jauh lagi, saya sendiri lebih sering merujuk ke buka puasa bersama di masjid. Di masjid perumahan, tempat tinggalku waktu kecil yang mana masjid itu dibangun atas perjuangan bapak. Di sana bisa bertemu dengan anak anak perum yang dulunya pernah main sama sama. Berbincang dengan mereka, tanya tanya kuliah mereka gimana, sekolah mereka gimana kelas berapa sekarang. Bertemu dengan tetangga tetangga lama.
Waktu saya di pondok pun demikian, biasanya santri-santri kalau udah hampir menjelang berbuka, disuruh bergegas segera ke masjid, sambil bantu bantu yang jadwal ngatur bukaannya. Kan ada tuh ya santri bandel yang pengennya buka puasa di asrama aja gitu sama teman sekamarnya. Nggak tahu karena nyembunyiin sesuatu apa gimana, soalnya kalau udah Ramadan, pengasuhnya sering kecolongan, ada aja santri yang sembunyi sembunyi hp gitu misalnya.
Terus kalau udah masuk bangku perkuliahan. Seringnya juga pasti kalau bulan puasa suka pulang di rumah masa kecil itu, biar kegiatan ibadahnya bisa dilakukan di masjid perum situ. Buka puasa bersama terus tarawih dan shalat lima waktu lainnya. Senang aja gitu kan keingat momen kenangan waktu kecil.
Untuk bukber di luar, dengan teman misalnya atau dengan keluarga kerabat, itu jika ada undangannya saja. Orang mereka juga sibuk, mana ngurus adek, ngurus ponakan lah, ngurus anak sama suami ~kalau yang udah nikah. Ngapain ngajak bukber di luar terus, iya kan.
Rasulullah SAW bersabda, "Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari dan Muslim)
Berikut, saya akan coba merangkum beberapa manfaat bukber di masjid, bersama keluarga, dan di mana pun kita berada.
Pertama, mengokohkan silaturahmi. Dengan kita duduk bersama, makan di waktu bersamaan, pasti akan menguatkan persatuan dan kebersamaan yang tanpa disadari selama ini semakin memudar. Adanya momen buka puasa bersama kiranya dapat menyambung kembali ikatan kekeluargaan penuh kehangatan.
Kedua, menjalin komunikasi positif. Buka puasa bersama mampu mengurangi sifat individualisme yang mungkin tumbuh seiring perubahan zaman. Dengan duduk bersama menunggu menyantap hidangan, membuat kata sibuk yang selama ini digunakan tameng akan luntur saat itu juga.
Ketiga, menolak lupa. Dengan adanya komunikasi dan interaksi tadi. Momen buka puasa bersama akan memperkecil menurunnya daya ingat. Menggunakan waktu sebentar untuk nostalgia masa masa kecil dulu atau di tahun-tahun sebelumnya. Sehingga kalau nanti berusia lebih panjang lagi misalnya, tidak akan repot repot untuk mengingat, ini siapa dulu? Anak siapa dulu?
Keempat, mengisi ruang & luang. Dalam suasana buka puasa bersama, kita bisa berbagi maupun bertukar informasi, ilmu dan pengalaman yang belum didapatkan sebelumnya. Orang yang sudah pindah rumah, orang yang masuk rumah sakit, orang yang keluarganya sedang kedukaan, bisa kita ketahui saat itu juga.Â
Termasuk jika ada yang flexing dll sebagainya, jadikan itu informasi atau pengalaman yang belum pernah kita dapatkan sebelumnya misalnya. Semoga suatu saat nanti, informasi yang tadi dibagikan dengan niat flexing ke kita bisa ada gunanya juga. Makanya tidak usah terburu-buru menyimpulkan, siapa tahu bisa bermanfaat, iya kan.
Terakhir, membunuh stress. Setiap orang itu ada stressnya, dan stress itu perlu sebenarnya. Agar kita bisa melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan misalnya. Namun kalau kebanyakan juga bisa bahaya. Coba lihat saja, kenapa kalau buka puasa di masjid bocil bocil selalu banyak? Karena mereka itu stress di rumah, hanya saja sesuai pada tingkat usia mereka. Apalagi sementara puasa kan ya, lagi nahan makan nahan minum terus diomelin mulu gitu sama emaknya, kalau ada saudara berantem terus sama saudaranya gitu. Jadinya mereka pergi ke masjid, buka puasa bersama teman temannya. Sambil main nunggu beduk magrib. Masa kita yang udah semakin banyak tekanan stressnya, pada bilang tidak buat bukber sama teman lama, yang benar aja? Rugi dong!
Demikian, terkait dengan bukber sama teman lama, yes or no di edisi Ramadan bercerita kali ini. Semoga tetap semangat dalam menjalankan ibadah puasa. Konsisten menghidupkan ibadah malam di bulan yang penuh berkah serta pengampunan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H