Mohon tunggu...
Pende Lengo
Pende Lengo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi UNG

Gadis Gingsul Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam Panjang

7 Maret 2024   00:24 Diperbarui: 7 Maret 2024   00:25 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di jantung kota yang meredup

Duduk bersandar di dinding lembap

Basah, seiring mata terkatup

Menengadah langit pandang gelap

Segala rayuan sungguh indah

Berorkestra menari bebas

Menyatu dengan jiwa rendah

Menembus hati tanpa batas

Baca juga: Harsa

Air mata langit yang luruh ramai

Mengingat nikmat yang diberi

Bersama dingin tanda diberkahi

Baca juga: Antarkita

Seraya doa harapan mengiringi

Syaban sudah hampir selesai berkemas

Mulai menata rapi lagi ruang tamu

Bersiap menyambut tamu agung kilau emas

Yang sementara perjalanan menuju

Merenungkan kejadian setahun belakangan

Mengikhlaskan apa yang telah hilang

Mengunjungi mereka di pelukan

Menuntaskan yang kemarin masih utang

Interaksi lagi sama benda yang agak berdebu

Terletak kokoh sudut lemari dan meja

Hidup kembali malam panjang di alas hijau

Perbanyak zikir berhenti saling cela

Gorontalo, 6 Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun