Selembar udah berganti lagi di kalender. Kini bertepatan dengan tamu agung nan spesial yang ditunggu tunggu dalam sejarah peradaban umat manusia. Bersuka cita menyambutnya tapi sayang harga beras tidak bersahabat. Janji manis yang kemarin amis duluan tak tertolong.
Wahai yang katanya para penguasa berhentilah membiarkan kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya kita sama-sama menumpang di sini. Seolah bisa menyetir padahal lagi tutup mata. Tidakkah ingat jikalau nanti akan menyatu dengan inti bumi itu.
Semua orang bertanya tanya apa jadinya nasib bangsa kedepannya. Jawaban yang berulang kali kudengar dari penasihat bijak hidup. Adalah tunggu saja, tunggu saja, tunggu saja. Demikian katanya, dan orang orang pun berganti topik perbincangan dengan teringat semakin dekatnya bulan istimewa.Â
Bercerita kenangan indah moment bersama dengan mereka yang tersayang yang udah dipeluk bumi. Cerita yang akan diulang-ulang setiap tahun guna mengeratkan persaudaraan. Menolak terputusnya tali yang fitri.
Ketahuilah di dunia ini ada yang memilih pergi ada pula yang tinggal. Melupakan pula mengingat. Bisa menyakiti pula menyayangi. Terlepas dari itu semua, apa pun yang dipilih dan yang terjadi. Fokuslah menjadi versi terbaik dalam diri.Â
Terakhir ucaplah syukur sebab Maretawa udah datang.
Gorontalo, 1 Maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H