Di dinginnya malam aku mencari cari kebenaran tentang seorang anak yang lahir di jam serupa. Dengan seluruh perasaan yang tak bisa diungkapkannya karena tak pernah meminta akan keberadaannya di dunia. Luruh dengan tangisan sebagai bentuk ekspresi komunikasinya.Â
Belasan tahun berlalu namun kebenaran masih samar. Dunia terlalu kejam untuk menunjukkannya. Semesta terlalu sabar untuk menyingkapnya. Waktu terlalu sukses dalam menjalankan tugasnya.Â
Angin berhembus kala itu entah sudah berapa kali kembali lagi ke tempat yang sama. Namun masih bungkam sebagai saksi.
Akankah kebenaran akan datang setelah kebatilan. Pasti. Tapi tak semuanya dikumandangkan karena mereka tak perlu tahu. Tak akan mengerti apa apa sebab tak merasakannya sendiri. Hanya ada aku dan Sang Penandai.
Gorontalo, 10 Desember 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI