Sebenarnya aku sudah tak mempermasalahkan hal 2 bulan lalu itu, namun entahlah pagi itu aku terbangun dengan mimpi yang selama ini ingin aku lakukan.
Ya di dalam mimpinya kamu memelukku dan aku mengantarmu pulang atau jalan bersama setelahnya, entahlah aku juga kurang ingat. Bagian yang kuingat adalah senyumanmu dan pelukan erat itu.
Sejak kejadian 2 bulan lalu itu aku sangat jarang sekali melihat langit malam, hanya menghabiskan waktu menonton tv dan semacamnya. Tak ada lagi duduk lama lama atau mencari cari pesona rembulan di atas sana seraya menganggapnya sahabat.Â
Entahlah, aku tidak seantusias lagi melihat langit malam apalagi jikalau ada salah satu dari pesonanya itu. Rasanya rembulan telah menghianatiku. Seumur hidup yang selalu kuhabiskan menatap rembulan bila hadir di shyam musnah sekejap hanya dalam satu malam purnama itu.
Oke baiklah kalau begitu selanjutnya aku hanya akan membuat cerita fiksi denganmu tanpa langit malam biar itu takkan mengganggu alam sadar.Â
Gorontalo, 16 Juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H