Mohon tunggu...
Pende Lengo
Pende Lengo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi UNG

Gadis Gingsul Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Masa Kecil yang Kelam

20 Januari 2023   23:27 Diperbarui: 21 Januari 2023   17:58 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Terlalu banyak puing-puing reruntuhan di hati ini
Bekas cerita kelam yang terjadi masa kecil
Semuanya terus berpilin menjadi album memori
Menciptakan emosional kala membukanya kembali

Tidak hanya kecelakaan akan pertumbuhan
Namun diiringi dengan kelumpuhan perkembangan  
Dihantam pula oleh kejamnya lingkungan
Kehilangan orang yang disayangi sedini mungkin
Bahkan dilihatnya dengan mata kepala sendiri
Dan pikiran yang begitu polos tak tahu apa

Musnahnya motivasi dalam impian kelak
Belum terhitung perhatian dan kasih sayang secamnya
Membuat pertanyaan di kepala berkeliaran  
Kenapa hidup tak punya rumah seperti ini
Jalanan terlihat sangat akrab dengan aspal hitamnya
Mengikuti petunjuk garis jalan dituntun dengan pilihan tiga lampu

Baca juga: Rindu Kenangan

Terlalu kecil untuk memahaminya kala itu
Biarlah itu menjadi kerikil kehidupan
Yang akan memberikan pelajaran hingga berdamai dengan badai
Memeluk erat hujan yang terus mengguyur tak henti-henti

L, 20 Januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Hujan

Baca juga: Pengen Dipanggil

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun