Mohon tunggu...
Cah Jowo
Cah Jowo Mohon Tunggu... -

lulusan pendidikan nonformal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kebijakan Tentang BBM yang Mau Menangnya Sendiri

21 November 2014   03:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:16 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hiruk pikuk rakyat Indonesia sangat seru setelah ditetapkan Kenaikkan Harga BBM selasa tgl 18 November pada jam 00.00. Berbagai tanggapan baik yang negatif maupun positif saling serang,...entah itu kelompok pendukung pemerintah maupun yang oposisi pemerintah,..rakyat pun terbelah menjadi 2 kelompok antara yang mendukung dan yang menolak kenaikkan harga BBM. Mahasiswa dengan sigap langsung turun ke jalan berdemo menolak kenaikan harga BBM sampai terjadi tindakan anarkis di Makassar.

Kami sebagai rakyat kecil hanya bisa meratapi dan menerima kebijakan menaikkan harga BBM. Mau protes juga pasti gak dihiraukan. maka ya kita hanya bisa menerima walaupun tidak ikhlas. Karena kami mempunyai banyak alasan kenapa secara pribadi menolak kenaikan harga BBM. Alasan yang paling utama adalah kenapa harga BBM kita naik disaat Pasar Minyak dunia harga Minyak jatuh bebas kurang dari 80 US Dollar/barrel.

Coba kita cermati, bahwa harga Minyak Dunia turun di level kurang dari 80 US$ maka secara logika harga minyak /BBM kita juga terpengaruh. Coba kita menengok negara tetangga Malaysia yang dalam bisnis BBM, harganya sudah dilepas sesuai pasar Internasional (Petronas). Harga BBM dengan RON 95 di Malaysia turun menjadi 2,3 ringgit malaysia atau sekitar 8700 rupiah. RON 95 itu setara dengan kelas PERTAMAX di Indonesia karena nilai oktannya sama. padahal Premium kita dengan RON 88 dihargai 8500 dan PERTAMAX dihargai 11.ribuan. Berarti Pemerintah dan Pertamina sudah melakukan kebohongan dan kecurangan kepada rakyatnya. yaitu :

1. Harga Premium (RON. 88) dihargai Rp 8500,- hampir mendekati harga BBM di Malaysia sebesar Rp. 8700,- padahal RONnya BBM di Malaysia lebih tinggi yaitu RON 95 setara PERTAMAX.

2. Harga PERTAMAX yang katanya dilepas dengan harga pasar Internasional kenapa tidak turun, kok tetep aja bertengger di kisaran 11 ribuan dan 12 ribuan (PERTAMAX Plus). Kenapa tidak diturunkan menjadi kisaran kurang dari Rp. 9000,- seperti di Malaysia yang dijual adalah jenis PERTAMAX kalau di Indonesia.

Jadi bahwa Pertamina dan Pemerintah ternyata tidak taat apa yang diomongkan,....saya sih pada dasarnya memahami kalau memang harga minyak dunia naik,.harga BBM kita naik gak masalah. silakan kalau mau naik 15.000 perliter kalau memang dipasar internasional kisarannya seperti itu.

Tetapi yang menjadi saya tidak ikhlas membeli BBM yang sekarang dinaikkan adalah bahwa harga minyak dunia menurun drastis,..eeee.malah BBM kita harganya di naikkan. Dan Ketika Pertamina dan Pemerintah Ngomong kalau PERTAMAX dan PERTAMAX Plus mengikuti harga Pasar Internasional,..kok gak mau turun.

Ini kan namanya tidak bisa dipegang omongannya. Istilah Bahasa Jawa : ORA ISO DI UGEMI NGOMONGE,... alias MENCLA-MENCLE.

Makanya ini tugas Pemerintah untuk bisa menjelaskan, jangan hanya memberikan pernyataan : Biar Ruang Fiskal kita longgar untuk bisa menjalankan program pemerintah. jawaban seperti itu anak TK pun bisa. dan Mana yang namanya Buku Putihnya PDIP,...hayo anda terapkan, justru disaat inilah moment yang tepat disaat harga minyak dunia turun malah semakin longgar untuk menerapkannya.

Buku Putih anda kalau dibaca memang sangat indah apalagi kalau di terapkan maka semakin cantik dan pasti rakyat kecil semakin menempel terus kepada anda. Disaat dulu SBY memerintah dimana Harga Minyak Dunia Naik dan pemerintah mau menaikkan Harga BBM malah anda menentang dan menenteng Buku Putih, padahal pada saat itu momentnya sangat sulit kalau gak dinaikkan, karena berbahaya bagi APBN dan disuruh menerapkan Buku Putih tersebut dimana butuh waktu dan kajian yang tepat, karena keburu APBN runtuh. Sedangkan pada saat ini dimana kondisi harga Minyak Dunia menguntungkan terhadap APBN kita eee malah menaikkan harga BBM dan tidak ada suara untuk BUKU PUTIHNYA.....

- Mana Cap Jempol Darahnya ?

-Mana Buku Putihnya ?

-Mana Aksi Pemasangan Spanduk penolakan kenaikan harga BBM ?

ini hanyalah sekelumit selayang pandang tentang kebijakan Kenaikan Harga BBM, serta review seputar aksi dulu dan aksi sekarang berkaitan dengan penolakan kenaikan harga BBM. Kami bukan pendukung siapa-siapa tetapi kami rakyat kecil yang senantiasa peduli terhadap bangsa yang selalu tetap kritis terhadap segala hal yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Terima Kasih,...SALAM INDONESIA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun