Mengutip berita Tribun News Bali Online, Jum'at 10 May 2019 bertajuk "Gubernur Isyaratkan Tutup Taksi Online di Bali Dengan 3 Pilihan Penawaran"Â Ada rasa kecewa, karena ini memberikan kesan bahwasannya Bali yang menjadi jendela Indonesia di mata dunia tidak bisa menerima perubahan.Â
Dan sebagai user Taxi online yang mendukung segala kegiatan sosial dan ekonomi kami selama ini sungguh disayangkan, karena keputusan tersebut sifatnya tergesa-gesa tanpa pemikiran jangka panjang.Â
Dalam business jelas ini tidak menguntungkan juga untuk pariwisata. Karena banyak sekali wisatawan terbantu adanya taxi online ini. Kemajuan business local pastinya keuntungan juga buat Bali.
Tuntutan Driver Konvensional
Berawal dari tuntutan para driver konvensional mengenai taxi online yang menurut mereka sangat merugikan. Semenjak adanya taxi online, pendapatan mereka berkurang. Semua terjadi karena online dan tarif yang murah.Â
Kenapa Tarif Taxi Online Bisa Murah?
Taxi Online murah bukan berarti perusahaan merugi akan tetapi segalanya berbasis pada aplikasi dan online! Dengan system ini pastinya bisa memangkas banyak cost-cost yang tidak perlu sehingga jatuhnya tarif bisa lebih murah.
Perlu diketahui, lahirnya aplikasi tersebut adalah untuk mempermudah konsumen dalam mendapatkan transportasi dan juga menyediakan lapangsn kerja bagi para driver! Jadi, keuntungan bukan pada pemilik aplikasi semata.Â
Mempermudah konsumen artinya bukan hanya mudah dalam mendapatkan transportasi akan tetapi dengan tarif yang lebih terjangkau oleh mereka, pelayanan lebih baik, lebih aman.Â
Kita ga boleh menutup mata bahwasannya perusahaan penyedia aplikasi ini juga memberikan arahan agar para driver memberikan cutomer service yang bagus buat pelanggan, bahkan sampai-sampai menciptakan teknologi bagaimana memantau keberadaan kita demi keamanan.Â
Jangan lupa, kita hidup di jaman di mana semua bisa dicontrol melalui genggaman. Bahkan transaksi pun sekarang lebih mudah, praktis dan aman dengan adanya e-money. Kita tidak bisa mengelak atau lari dari perkembangan ekonomi digital ini.
Masa Transisi & 3 TawaranÂ
Dalam masa transisi tersebut, para driver konvensional ditawarkan 3 tawaran yaitu:
1. Malarang Taxi Online beroperasi di kantong-kantong pariwisata
2. Menutup Semua taxi online roda empat, sedang roda dua diperbolehkan
3. Ketiga menutup semuanya baik roda dua ataupun 4
Buat para driver konvensional itu intinya adalah ONLINE ini. Gara-gara online ini banyak gesekan (tarif) di antara mereka.
Perusda Bali & Solusi
Perusda Bali menawarkan solusi yang sangat baik, karena latar belakang business membuat Perusda faham akan laju dari ekonomi digital yang tidak akan bisa kita resist kalau kita tidak dapat mengikuti ya mau tidak mau kita akan terpuruk oleh jaman.Â
Solusi itu adalah membuatkan aplikasi untuk mereka agar mereka mudah dijangkau akan tetapi mereka menolak karena inti dari ini semua ada online tersebut.
Kita tidak tahu detail dari solusi yang ditawaarkan oleh Perusda Bali.
1. Apakah aplikasi mencakup pelatihan penggunaan?
2. Apakah sudah dilakukan penentuan tarif; faham jika keberadaan taxi konvensional membantu Yad-nya akan tetapi, keberadaan aplikasi online ini juga masih bisa membantu kok, jika aplikasi yang disebut misal driverbali.com tersebut dimiliki oleh persatuan banjar atau payung-payung, koperasi di mana mereka bernaung.Â
System aplikasi yang disarankan dipakai ya seperti Taxi online yang ada, sehingga banyak sekali biaya yang bisa dipangkas dan pastinya tetap bisa kontribusi buat Yad-nya di area masing-masing.
Digital Ekonomi Dan Pemerintah
Digital ekonomi ini berpotensi besar kedepannya, kalau pun sekarang kita resist dengan perkembangannya kedepannya kita tidak akan bisa lari dari dampaknya. Wong sekarang saja sudah terkena dampaknya.Â
Bahkan para pebisnis pun demi mengikuti perkembangan digital ekonomi yang sangat cepat ini terus berpikri keras menciptakan inovasi-inovasi, jika tidak mereka akan tenggelam tidak peduli jika diibaratkan business kita sebesar kapal Titanic.Â
Apakah Bali bisa resist? We will wait and see. Bahkan Bali menurut saya tidak akan bisa resist, karena besarnya demand akan manfaat digital ekonomi dalam case ini bidang trasnportasi sangat besar. Saat Taxi Online di tutup pasti akan ada dampak buat perekonomian Bali, khususnya tingginya kasus pengangguran.
Lagi pula Pemerintah juga mendapat manfaat dari ekonomi digital sejauh mereka memiliki akses ke teknologi yang membantu mereka memberikan layanan publik yang lebih dan lebih baik, meningkatkan tata kelola, mengevaluasi kebijakan, dan memberikan hasil yang lebih baik secara keseluruhan.
Teknologi itu perkembangannya tidak dapat selalu diikuti akan tetapi tidak bisa kita tolak. Teknologi menuntut perubahan cara berpikir yang open dalam penerimaannya. Di dunia ini apa sih yang abadi selain perubahan itu sendiri. Rejeki tidak akan tertukar, kok. Yakinlah!
Adakah yang di sini berharap perusahaan penyedia aplikasi mendatangi Gubernur Bali dan membuat kesepakatan?
With All My Love for Bali :*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H