Kamu pergi terlalu cepat dari keringatku, aku belum sempat mengusapnya dan lelahku belum selesai. Ototku masih kaku dan sendiku masih pegal untuk memintamu kembali disisiku. Selalu begitu.
Aku menekuk lutut dan tak peduli varises di betisku, menangis sebisaku sambil menceracau kacau. Kali ini aku menyerah, aku lelah dan apa yang kulakukan sudah tak kupedulikan benar atau salah. Pasrah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!