Mohon tunggu...
Pencerah Nusantara Muara Enim
Pencerah Nusantara Muara Enim Mohon Tunggu... -

Kami merupakan tim kesehatan Pencerah Nusantara yang ditempatkan di Puskesmas Sukarami, Kec. Sungai Rotan, Kab. Muara Enim, Sumatra Selatan. Tim terdiri atas (dari kiri) Ners Riska Arisman, Ahli Gizi Maharani Jibbriellia, Sanitarian Aris Tri Susilo, Dokter Febby Sri Rahayu, dan Bidan Noor Aysah. Ini adalah salah satu media kami untuk berbagi. Kami sangat terbuka bagi komentar dan saran dari teman-teman. Selamat membaca, tabik! info lebih lanjut klik: http://www.pencerahnusantara.org/ http://pencerahnusantara.org/pencerah-nusantara/?area=9 https://www.instagram.com/muaraenim_pn4/

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Aktor Lokal; kolaborasi kegiatan Pencerah Nusantara, Indonesia Mengajar, Palembang Menyala

5 Juni 2016   22:27 Diperbarui: 6 Juni 2016   04:18 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tidak ada cara yang lebih baik untuk menghormati mereka semua (aktor lokal di daerah) selain ikut bekerja bersama mereka.” –Hikmat Handoyo

Media sosial sekarang kekuatannya luar biasa. Begitupun dengan acara kami hari itu, kolaborasi tiga gerakan pemuda; Pencerah Nusantara (PN), Indonesia Mengajar (IM), dan Penyala Palembang. Awalnya kami ragu sebab jarak lokasi yang cukup memakan waktu. Kami, tim Pencerah Nusantara berada di Kecamatan Sungai Rotan dan Pengajar Muda IM berada di Kecamatan Semende, kami terpisah 7-8 jam perjalanan darat. Namun, kami tak pernah membenci jarak. Hasil obrolan singkat sebab terbatasnya sinyal akhirnya membawa kami berangkat juga.

Semende Darat Tengah merupakan salah satu daerah yang berada di dataran tinggi di Kabupaten Muara Enim. Terbentang diantara jajaran bukit barisan. Kelokan jalan dengan aspal berlubang menemani perjalanan kami malam itu. Gelap. Lampu-lampu jalan belum menjangkau banyak daerah di provinsi ini. Rombongan kami menembus hutan-hutan dan perkampungan penduduk yang lenyap oleh malam. Hanya ada gambaran gelap, bayangan pohon, jendela dan pintu rumah yang terkunci, dan udara dingin perbukitan. Tak jauh berbeda dengan daerah kami di Sungai Rotan, yang harus menembus gelapnya hutan karet di jalanan aspal berlubang sana-sini. Bedanya adalah kelokan jalan saja dan udara dingin.

Kami tidak berangkat sendiri. Pak Lukman bersama beberapa orang puskesmas menemani perjalanan kami. Sekali lagi, ini bukan daerah kami, pergi bersama warga lokal adalah langkah awal menjaga keamaan diri.

Malam yang sepi itu berteman gerimis. Laju mobil diperlambat pula oleh lubang jalan yang dalam tanpa tanda. Sempat salah satu mobil kami nyaris terjun bebas ke dalam jurang raksasa. Ban mobil depan setengah masuk pada aspal yang longsor. Semua penumpang keluar seketika ketika rem berhasil menghentikan laju ban depan mobil dinas putih puskesmas. Semua tegang. Jalanan aspal terputus longsor, gelap menyamarkan kondisi ini. Satu persatu kami menenangkan diri sejenak sebelum mendorong mobil yang terperangkap. Bersyukur sebab perjalanan kami masih dapat berlanjut.

alhamdulillah, mobil berhasil didorong menjauh
alhamdulillah, mobil berhasil didorong menjauh
Kami kembali menembus gelap. Beberapa meter kemudian, kembali, rombongan kami harus bergotong royong. Mobil yang kami tumpangi anjlog di lubang yang cukup dalam. Lagi-lagi sebab gelap. Hujan kecil yang menemani seakan membuat suasana bertambah dramatis. Kami bahu membahu mengangkat mobil sebab pergerakan roda dan katrol pun tak sanggup menggeser posisi. Nihil. Beruntung, kami mendapat bantuan. Adanya rombongan warga lokal yang lewat jalan yang sama, membantu kami mengangkat mobil ini. Modal sosial gotong royong kami rasakan malam itu berteman guyuran rintik hujan, dramatis lagi.

Perjalanan yang tidak sederhana tadi mengantarkan kami pada sebuah desa yang dingin. Pagi harinya selepas beristirahat sejenak di puskesmas pembantu Tanjung Raya, kami melanjutkan perjalanan ke Desa Rekimai, Semende Darat Tengah. Sepanjang perjalanan pagi yang cerah itu, hamparan karpet hijau terbentang luas memanjakan mata kami. Bentangan yang tidak rata, bergelombang membentuk bukit-bukit yang berjajar saling terkait. Bukit barisan tanah Sumatra menyapa kami dengan ramah. Mentari ikut serta menghidangkan cahayanya. Membirukan langit berteman awan-awan putih bersih yang berjalan lambat. Aduhai sekali sambutan ini.

Diperjalanan menuju sekolah dasar, tempat penyuluhan kesehatan yang akan kami lakukan, kami bertemu dengan Bryan, Pengajar Muda yang sudah menjemput kami bersama seorang anak kelas satu, Bilen. Walaupun medan jalan yang berbatu, dan lagi-lagi aspal berlubang, kami tetap menikmati perjalanan dengan semangat. Hamparan kebun-kebun kopi menyambut kami. Luas dan hijau. Di jalan-jalan berbatu ini pun tersebar beberapa biji kopi yang sengaja dikeringkan. Semende terkenal dengan kopi khasnya yang menggoyang lidah.

Satu jam kemudian, kami tiba di Sekolah Dasar Negeri 9 Semende Darat Tengah. Kami disambut oleh riuh anak-anak berseragam putih merah. Berebut menjabat tangan kami, dan menciumnya. “Ah, kami ini siapa?” batin saya ketika mendapat kehormatan dijabat oleh anak-anak ini. Mereka justru adalah aktor lokal yang akan membawa perubahan di desa ini untuk lima, sepuluh atau dua puluh tahun ke depan.

Disinilah kolaborasi ini berjalan. Kumpulan pemuda yang mencoba bekerja bersama aktor lokal. Beberapa hari yang lalu rombongan dari Penyala Palembang telah lebih dulu hadir. Mereka adalah penyalur buku-buku untuk anak dan membuat beberapa agenda menarik semacam kelas inspirasi dan lomba. Sedangkan kami, Pencerah Nusantara, membawa pesan sederhana tentang kesehatan untuk mereka yang kami kemas dalam permainan.

berdiskusi
berdiskusi
Meng-cover satu sekolah itu tak mudah. Apalagi dengan anak-anak superaktif ini. Bahkan di akhir, ketika saya sedang santai bercerita bersama mereka. Jaket yang saya bawa tiba-tiba sudah berada di atas pohon saja. Anak-anak sekolah dasar memang selalu menarik dan menantang. Butuh kesabaran dan ekstra suara untuk menjaga agar mereka mendengar apa yang kita bicarakan. Jangan harap berceramah di depan mereka, apalagi di luar ruangan, akan menunai kesuksesan jika lebih dari sepuluh menit. Kami terus berusaha membuat mereka mendengar dan mengikuti apa yang kita bicarakan dengan berbagai cara permainan dan memusatkan fokus.

belajar bersama
belajar bersama
Hari ini menyenangkan sekali. Belajar bersama anak-anak selalu menarik. Berbagi itu selalu menyenangkan dan apa yang kembali pada kami justru lebih banyak. Oiya, lalu apa esensi kami mengajarkan mereka pesan kesehatan sederhana tentang gosok gigi dan cuci tangan yang benar?

Walaupun mereka berada di daerah yang cukup sulit, tapi berbagai jajanan ‘kota’ berupa permen, coklat, dan berbagai makanan ringan berkemas tinggi Natrium lain telah menyentuh dan sangat dekat dengan mereka. Lalu, jika anak sudah kenal dengan permen dan coklat yang manis apa yang bisa kita lakukan? Melarang mereka untuk makan makanan itu? Tidak. Melarang mereka itu mustahil. Yang bisa dilakukan adalah setidaknya memberi informasi sebab akibat dan mengajari bagaimana menggosok gigi yang benar agar gigi mereka tidak berlubang. Setidaknya mereka tau apa akibat dari makanan sumber gula jika terlalu banyak dikonsumsi, dan apa yang bisa mereka lakukan untuk menjaga gigi mereka sendiri. Sesederhana itu saja untuk satu hari. Bukankah tujuan belajar itu salah satunya untuk menumbuhkan kesadaran dan kesiapan terhadap perubahan masyarakat? Itu kata tokoh idola saya, Butet Manurung dalam Sokola Rimbanya.

Mari belajar,

(RN).

kunjungi pula :

http://pencerahnusantara.org/

https://www.instagram.com/muaraenim_pn4/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun