Terlahir dan besar di Kota Palembang, membuat saya tak henti-hentinya mengagumi keindahan dari kota pempek ini. Namun sayangnya, sedari kecil saya belum pernah mendapat kesempatan untuk menjajah kota kelahiran saya ini bahkan saat saya sudah merantau ke kota lain. Hingga di suatu pagi yang cerah saat saya pulang ke Palembang, saya berniat untuk menjajah kota Palembang.
Pagi itu dimulai dengan rencana saya yang ingin sekali berwisata menggunakan ketek (perahu kecil yang umumnya digunakan masyarakat Palembang untuk menyebrangi sungai), saya pun pergi ke dermaga Benteng Kuto Besak atau yang disingkat BKB.Â
Perjalanan dari rumah saya menuju BKB menempuh perjalanan selama 20 menit menggunakan motor dengan jarak tempuh sebesar 7 KM saja.Â
Sebelum berangkat menggunakan ketek, saya menikmati dulu suasana Benteng Kuto Besak, diiringi dengan sejuknya angin dan suara ketek menambah apik suasana pagi itu.Â
Menurut saya, BKB tidak banyak berubah, pemandangan Jembatan Ampera tetap menjadi iconic ketika berkunjung ke kawasan BKB.Â
Selain itu, ada tugu iwak belido (ikan belida) yang menjadi salah satu icon kota Palembang sebagai kota Pempek.Â
Iwak belido merupakan ikan khas yang sering digunakan sebagai bahan utama pembuatan pempek dan berbagai jenis makanan khas Palembang lainnya. Saya pun turut mengabadikan momen dengan berpose di depan tugu iwak belido.
Kembali lagi ke rencana awal saya tadi yang ingin menggunakan ketek, saya pun berjalan sedikit dari tugu iwak belido menuju dermaga BKB.Â
Di sana banyak sekali abang abang yang siap mengantarkan saya ke tujuan menggunakan ketek-nya. Destinasi pertama saya adalah menuju Kampung Arab.Â
Sebenarnya saya bisa pergi ke Kampung Arab melalui jalur darat, tapi karena sebelumnya saya tidak pernah bepergian dengan ketek, maka saya memilih menggunakan jalur laut saja.Â