Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Empat Desa di Kabupaten Banyumas Menyusun Dokumen RAD PATS

14 November 2022   14:07 Diperbarui: 14 November 2022   14:08 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyumas - Pemerintah Kabupaten Banyumas bekerjasama  LPPM Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Semarang dengan UNICEF menggelar penyusunan rencana aksi daerah (RAD) Penanganan Anak Tidak Sekolah (PATS). Peserta yang dihadirkan berasal dari empat desa piloting yakni  empat desa lokus program penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) Unicef yaitu Desa Watuagung Tambak, Petarangan Kemranjen, Karanggedang Sumpiuh dan Losari Rawalo. Senin (14/11/2022). 

Menurut Dr. Jasman Indratno, M. Si Ketua LPPM ITB Semarang, pelatihan ini merupakan kelanjutan dari Training of Trainer Perencanaan Berbasis Data dilevel Kabupaten, kemudian tim Kabupaten melakukan pembelajaran pemerintah desa agar paham bagaimana cara menyusun RAD PATS. 

" Sumber pendanaan bisa dicarikan solusinya, apakah dari dana desa, dana APBD, Baznas ataupun CSR, selain itu dalam 3 hari ke depan desa piloting bisa menyusun RAD walaupun belum final, tapi akan difinalkan oleh tim RAD PATS Desa pada bulan Desember agar dokumen tersebut jadi," paparnya saat berada di Surya Yudha Hotel Banyumas. 

Jasman menambahkan, jangan sekali-kali sekolah mengeluarkan anak sekolahnya tanpa ada alasan, karena akan menjadi persoalan dalam penambahan ATS, mari bersama-sama untuk memastikan program wajar dikdas 12 tahun, kita harus responsif untuk anak tidak sekolah mendapatkan haknya yakni bisa belajar lagi disekolah terutama usia 7-18 tahun, " tambahnya. 

Berdasarkan pengalaman penanganan ATS, Jasman menandaskan, perlu ada terobosan pembiayaan diluar APBDes dan APBD Kabupaten, bisa bersinergi dengan Baznas Kabupaten, Baznas Provinsi hingga CSR. 

" Anak yang lama tidak sekolah, motivasi belajarnya semakin menurun, dan saat ditemui terkadang sulit, oleh karena itu jika ada ATS yang ditemukan dalam data, maka segera direkonfirmasi dan pastikan mereka dikembalikan segera, dan disinilah fungsi tim PATS tingkat Desa yang sangat dekat dengan lokasi dimana ATS itu ditemukan," tandasnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun