Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelopor dan Pelapor Deteksi Kekerasan pada Perempuan, PAC IPPNU Kabupaten Pekalongan Dilatih

21 Oktober 2022   07:19 Diperbarui: 21 Oktober 2022   07:23 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebanyak 19 perwakilan dari Pengurus Anak Cabang IPPNU Kabupaten Pekalongan mendapatkan kegiatan workshop deteksi kekerasan pada perempuan, mereka mendapatkan fasilitasi dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinas P3A dan PPKB) Kabupaten Pekalongan. Hadir Narasumber dari Yayasan Berdaya Indonesia Kabupaten Brebes. Kamis (20/10/2022).

Kabid Pemberdayaan Perempuan DP3A dan PPKB Kabupaten Pekalongan Cicih Eko Atmawati, S.TP mengatakan, bahwa kegiatan ini adalah bagian dari komitmen Pemerintah Kabupaten Pekalongan untuk pencegahan dan perlindungan pada perempuan, mereka yang diberikan materi ini harus menjadi pelapor dan pelopord dimasyarakat. 

Pelapor dan Pelopor Cegah Kekerasan pada Perempuan (Dokpri)
Pelapor dan Pelopor Cegah Kekerasan pada Perempuan (Dokpri)

" Kasus kekerasan perempuan bisa saja terjadi dimanapun, dan kapanpun, seperti kekerasan pada fisik, psikis, seksual, dan penelantaran, namun kita sebagai bagian dari masyarakat perlu dibekali deteksi dini apa itu kekerasan pada perempuan dan bagaimana caranya untuk menjadi pelapor dan pelopor nantinya, sehingga bekal ini menjadi penting minimal nantinya berpartisipasi untuk melakukan edukasi dilingkungan sekitar kita ilmu yang didapat," katanya disela-sela memberikan sambutan. 

Sementara itu, Narasumber dari Yayasan Berdaya Bahrul Ulum, menjelaskan tentang apa itu kekerasan pada perempuan, bentuk-bentuk kekerasan yang ada, membedakan apa itu pelaku, saksi, dan korban termasuk bagaimana peran kita jika melihat disekitar kita ada tindakan kekerasan pada perempuan termasuk saat ada kejadian Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). 

Metode kegiatan ini dikemas dalam bentuk teknik fasilitasi dan mereka yang belajar bisa dilatih untuk bisa mengamalkan ilmunya karena ada beberapa skill yang diberikan dalam pembelajaran tersebut. 

Praktek Ice Breaking (Dokpri)
Praktek Ice Breaking (Dokpri)

Sementara itu salah satu peserta Nur Hidayah Sari, akrab dipanggil Sari dari PAC IPPNU Sragi Kabupaten Pekalongan, sangat senang dengan kegiatan workshop yang dikemas dalam bentuk pelatihan menjadi fasilitator, kita jadi banyak ilmu tentang masalah cegah dini tentang kekerasan pada perempuan termasuk skill untuk mengajarkan kepada semua pengurus PAC dan Pengurus Anak Ranting nantinya di Kecamatan Sragi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun