Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kanzus Sholawat, Ekonomi Menggeliat

3 Juni 2022   05:09 Diperbarui: 3 Juni 2022   05:26 2033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ribuan umat muslim dari berbagai daerah menghadiri rutinan kanzus sholawat di Kota Pekalongan Jawa Tengah. Kegiatan rutin ini menjadi magnet untuk bersilaturokhim. Mereka datang dengan biaya sendiri, dan agenda rutin  ini jamaah akan mendapatkan nasehat dan amaliyah melalui baiat thoriqot dari Maulana habib Lutfi Bin Yahya. 

Pedagang kaki lima merasakan manfaatnya, selain warung makan, hingga mereka yang menjajakan air minum mineral merasakan kegembiraan karena barang yang dibawa laku keras. 

Parkir pun penuh, wajar saja jika panitia membuat izin keramaian karena lokasi disekitar kanzus sholawat ditutup umum, hanya diperbolehkan bagi jamaah yang mau menghadiri pertemuan rutin dan baiat thoriqot. 

Plat mobil dari mulai Kudus, Rembang, Jepara, Semarang, Kendal, Pemalang, Tegal, Brebes hingga cirebon dan Jakarta ada semua. Mereka yang datang karena sudah dianggap hal yang biasa, sehingga saat datangpun 5 jam sebelum acara dimulai, dengan haraapan bisa dapat tempat yang tidal terlalu berdesakan, memilih nyaman untuk berdzikir dan strategis dimana dekat dengan habib. 

Dokpri
Dokpri

Pukul 03.00 wib para jamaah laki-laki dan perempuan sudah memadati ruangan kanzus sholawat, sembari menunggu waktu sholat subuh. Saat adzan berkumandang, maka ada jamaah yang tidak mendapatkan tempat untuk sholat berjamaah, sehingga mereka memilih sholat jamaah berkelompok sesuai dengan daerahnya, dengan tujuan saat sholat jamaah mereka selesai, bisa secara bergiliran untuk tempat sholatnya dipakai oleh jamaah lainnya yang belum sholat, disinilah nilai etika dan solidaritas sangat terasa dan semua menyadarinya, tidak ada kata ini punyaku...kamu tidak boleh menempatinya. 

Setelah sholat subuh selesai, jamaah perempuan disuruh untuk keluar dari ruangan kanzus, jamaah dipakai oleh rombongan laki-laki, panitia langsung mengatur formasi pembagian tugas sekaligus ada akses jalan saat habib masuk ke lokasi acara. 

Adat santri pun dibawa, mereka yang merokok, karena tidak ada larangan dilarang merokok dalam ruangan, maka menyalakan rokok dan langsung dinikmati, hisap-hisap sampai merasakan sensasi nikmatnya merokok. 

Bagi yang melafalkan aurod setelah waktu subuh maka akan berdzikir sembari menunggu habib datang ke area pengajian. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun