kartu perpustakaan daerah, menurutku adalah salah satu awal mensukseskan gerakan literasi membaca, pasalnya dengan beranggotaan perpustakaan daerah, maka kita bisa meminjam buku, membaca buku diperpustakaan daerah, juga bisa memberikan edukasi kepada masyarakat akan mereka juga menjadi anggota perpusda. Â
MemilikiBertambahnya ilmu pengetahuan karena jarang membaca dan menulis termasuk untuk berusaha mencari ilmu walaupun dengan mendengarkan para guru/ulama dalam memberikan ilmunya.Â
Terkadang literasi membaca rendah bisa saja terjadi disetiap kab/kota, contohnya stok buku diperpustakaan minim, gedungnya tidak representatif, fasilitas layanan publik kurang mendukung, termasuk keinginan warga untuk menjadi anggota perpustakaan daerah ataupun membaca diperpustakaan daerah menurun.Â
Konsep berikutnya adalah pendekatan layanan perpusdes atau perpustakaan didesa, disinilah komitmen pemerintahan desa juga harus kuat, terutama untuk membuat sebuah ruangan yang representatif, bukunya tersedia minimal 1000 judul, ada petugas jaganya, dan buku yang ditaruh juga harus tertata dengan baik, setelah sarana dan prasarana baik, maka dilanjutkan sosial mobilisasi atau menggerakan masyarakat untuk mau belajar membaca diruangan perpustakaan desa, akan terlihat dengan maksimal jika ajakan atau motivasi yang disampaikan dari pemerintah desa itu dipatuhi oleh warganya, maka tingkat kehadiran warga untuk membaca trennya naik.Â
Namun bila sebaliknya maka inilah persoalan yang harus dibenahi dan dicarikan solusinya.Â
Belajar membaca itu menjadi salah satu model top up ilmu, kalau kita selalu rutin dengan membaca, maka semakin banyak informasi yang akan didapat, termasuk bertambah ilmunya, sepertinya ada kecenderungan penurunan keinginan untuk membaca bagi masyarakat secara umum, mereka lebih menyukai update status dimedia sosial, dan mencari informasi terbaru disejumlah jendela informasi online, namun disaat membaca sebuah judul buku dan dibaca hingga selesai, memakan waktu berhari-hari untuk menyelesaiakan membacanya, dan ini juga sering terjadi pada kita, terkadang untuk mutholaah kitab atau buku, hawa mengantuk dan malas langsung terasakan pada fisik kita, saat bermain game atau berselancar didunia maya, maka mata kita akan semakin menikmatinya.Â
Para pegiat literasi sudah saatnya memberikan motivasi terbaiknya, yakni menyuarakan gerakan literasi membaca dimanapun dan kapanpun, apakah diberikan kepada mahasiswa, siswa sekolah ataupun kepada para dosen dan ragam masyarakat komunitas, agar mereka benar-benar menyisihkan waktunya untuk membaca buku setiap hari, walaupun terkadang membosankan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H