Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pulut Manuk, Pekerjaan Rutinan Pencari Burung

7 November 2021   12:08 Diperbarui: 7 November 2021   12:11 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rindangnya tanaman, banyak burung alami berkembang biak, termasuk jenis perkutut, disaat pekarangan rumah ansa banyak tanaman tegakan, atau buah-buahan, maka tiap pagi anda akan mendengarkan suara burung berkicau, termasuk jenis burung perkutut.

Dipedesaan pada umumnya untuk mencari burung perkutut lokal, maka dengan cara membawa pulut/lim hurjng, dengan harapan burung akan datanh dan nempel diranting yang sudah ditaruh pulut, nanti media untuk menarik budung perkutut dengan membawa handphond pakai nada dering perkutut gacor lokal.

Bisa juga pakai pulut dengan mencari malam hari, dimana pencari burung perkutut anakan ini akan melihat sarang burung yang menempel dipohon, karena sudah biasa, mereka bisa saja dalam setiap melangkah dimalam hari bisa mendapatkan 4 ekor burung perkutut lokal anakan, kalau dijual sebenarnya murah, karena burung ini masih bakalan dan belum bunyi, karena masih anakan.

Namun, setelah besar bisa saja suara burung perkutut lokal dapatnya bagus ketika sudah dirawat, maka ada nilai harga burung perkutut saat sudah dirawat dengan baik. 

Jika awal beli bakalan lokal hasil pulutan dapat per ekor Rp 20rb hingga Rp 30 rb maka saat sudah bunyi bisa dijual Rp 100 rb hingga 300rb, tergantung suara dan bodi burungnya, tapi kalau bisa merawat dengan baik maka semakin mahal manakal diikutkan dalam kontes burung perkutut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun