Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

PPKM: Supir Kendaraan Harus Paham Jalan Tikus, Banyak Hambatan di Jalur Pantura

7 Juli 2021   06:31 Diperbarui: 7 Juli 2021   07:08 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk wilayah di Pulau Jawa dan Bali yang diberlakukan mulai tanggal 3-20 Juli 2021 menjadikan beberapa supir mobil pribadi ataupun kendaraan pengangkut barang harus ekstra hati-hati, walaupun lebih sepi dibandingkan hari biasanya.

Saat malam hari, beberapa ruas jalan masuk kota di Kab/Kota dibatasi akses masuknya, petugas lalu lintas menjalankan tugasnya dengan menutup beberapa ruas jalan masuk akses ke kota.

Biasanya para pemakai kendaraan sangat leluasa masuk kawasan tertentu, kali ini saat PPKM darutat harus ekstra mencari jalan tikus, bahkan mereka yang tidak tahu jalan tikus, harus rela bertanya kepada penduduk, kira-kira jalan mana yang harus dilalui, saat pintu utama di tutup.

Beberapa PJU di malam hari juga di padamkan, ini dimaksudkan agar warga saat malam hari tidak berkerumunan atau duduk lama di satu tempat secara berjamaah.

Walaupun warga sudah tahu apa saja PPKM Darurat harus dipatuhi, namun banyak yang melanggarnya.

Imbas dari pemberlakuan PPKM Darurat, beberapa rumah makan saat malam haripun tutup, apalagi jika warung makan yang ada itu ramai pengunjung (warung legendaris) maka saat PPKM seperti inipun harus merelakan usahanya dengan menutup dan mematuhi aturan kebijakan pemerintah.

Semua ini dilakukan oleh Pemerintah supaya bisa membatasi lonjakan kasus Covid-19 apalagi semenjak varian virus delta menyebar ke beberapa daerah di Indonesia, menjadikan beberapa rumah sakit di wilayah di Indonesia penuh pasien, mereka yang dirawat sangat membutuhkan layanan terbaik, namun disatu sisi tenaga medis juga terbatas dan beresiko terpapar virus ini.

Pemerintah sudah berupaya semaksimal mungkin, akan berhasil jika kesadaran masyarakatnya tumbuh dengan baik, untuk mematuhi aturan yang ada, sepanjang masih melanggarnya atau mengindahkan aturan tersebut, maka lonjakan covid-19 semakin banyak, namun jika sebaliknya maka akan terkurangi kasus covid-19. 

Dibeberapa desa/kelurahan pengumuman berita duka lewat speaker ataupun lewat media sosial hampir setiap hari ada, akan ada pertanyaan si A meninggal terpapar covid-19 atau tidak, jika terpapar covid-19 maka akan berkurang yang takziyah, namun jika meninggal bukan covid-19 maka jamaah lebih banyak yang takziyah, ikut sholat jenazah hingga mengantarkan sampai ke makam dimana jenazah di kubur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun