Nyadran sampai ke Kabupaten Pati, bersama keluarga, menyempatkan untuk makan malam dengan menu khas pati yakni nasi gandul.
Piring dikasih godong pisang bulat sesuai ukuran piring, kemudian di kasih nasi, pesan lauk pauknya sesuai selera, lalu jika sudah, daging di potong menjadi kecil-kecil dengan gunting, karena kuahnya panas, menjadikan nasi ini sangat cocok di perut siapapun, Mau langsung dimakan ya harus siap panas, mau nunggu didinginkan sebentar ya dipersilahkan.Â
Daging sapi yang sudah dimasak dan matang, karena penyajian sedikit panas menjadikan nsi gandul ini menjadi cocok bagi para penikmat kuliner.Â
Nasi gandul ini mulai manjamur saat anda berada di Pati Bumi Mina Tani, bahkan di kota ini juga memfasilitasi para pedagang kuliner yang ditaruh dalam satu lokasi dengan diberikan space tenda, mereka bisa berjualan setiap hari hanya saja paling banyak pembelinya saat hari libur kerja antara sabtu dan minggu.
Selain itu, di kota ini jelang sore hingga malam hari juga sudah muncul kedai kopi baik yang di desain resto tempoe doloe, ataupun yang desain arsitektur bangunan sekarang ini. Prinsipnya warga bisa berdiskusi bebas dengan meminum kopi arabika atau robusta sesuai pilihan.Â
Nasi gandul menjadi daya magnet bagi warga pati, karena branding nasi gandul adalah ciri khas masakan orang pati. Jika mereka membuka cabangnya di kota lain maka saat di datangi warung makannya, pembeli akan menanyakan sampeyan patine pundi mas.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H