Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mematuhi Aturan dan Tanggung Jawab Bukti Kebangkitan Nasional

20 Mei 2021   13:27 Diperbarui: 20 Mei 2021   14:55 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saudara tinggal di Indonesia dan mematuhi aturan yang ditentukan oleh Negara, berarti saudara itu sudah telah cinta tanah air, semboyan menjaga NKRI harga mati itu harus diwujudkan, dan momentum hari kebangkitan nasional ini tanggal 20 mei harus dijadikan makna yang luas, karena semakin kita peduli untuk mengisi kemerdekaan ini maka saudara sudah menjaga keutuhan NKRI. 

Dilarang membuang sampah sembarang, pada kata bangkit, berarti kita ini tidak diperbolehkan untuk membuang sampah yang tidak sesuai dengan tempatnya, memberikan suri tauladan yang baik kepada lingkungan sekitarnya, itu adalah bukti perilaku kebangkitan, mengolah sampah itu lebih baik, daripada kemudian sampah dibiarkan menggunung atau ada orang membuang sampah sembarangan lalu kita hanya melihat saja. 

Contoh lagi, Penghijauan atau rehobisasi hutan. Melihat banyaknya alih fungsi hutan, akhirnya banyak lahan gundul, jika dimaknai dalam kata kebangkitan, maka kita harus menjaga lingkungan sekitar kita ini, dengan cara menamam pohon, usahakan lingkungan atau rumah kita ada zona hijau, atau pohon yang ditanam, bukan menanam pohon dalam pot, tapi benar-benar menanam pohon di tanah dengan pohon yang  dapat tumbuh rindang dan ada hasilnya. 

Makna kebangkitan lainnya adalah kesetiakawanan sosial atau menjadi relawan, terkadang mudah diucapkan namun saat dipraktekkan  juga terkadang sulit. Banyak masyarakat yang membutuhkan tenaga kita, pikiran kita, bahkan dana kita untuk membantu mereka agar berdaya, misalkan ada keluarga yang terkena musibah, maka sebagai tetangga, atau kerabat ataupun sahabat sesama muslim, harus saling membantu, dengan tujuan agar kesusahan mereka bisa menjadi ringan. 

Semoga momentum kebangkitan pada hari ini, mengukuhkan kita sebagai umat Muslim di Indonesia untuk saling membantu, saling gotong royong dan menjaga persatuan dan kesatuan, sangat bagus lagi kalau kita dapat menjadi orangtua asuh bagi anak-anak yang tidak bersekolah kemudian disekolahkan hingga jenjang perguruan tinggi, karena lewat sentuhan tenaga, dana dan pikiran kita ini maka nasib bangsa ini akan semakin berdaya dan maju. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun