Hari ini saya sangat senang bisa bertemu dengan santri Pesantren Ramadlan. Dengan harapan setelah nyantri selama lima hari di sini nanti berangkat ke pesantren. Di Pesantren kalian mencari ilmu untuk bekal hidup. Karena selepas  dari pesantren profesi bisa berbeda beda, tapi akhlak santri harus menjadi jiwa dan dasar dalam melakukan profesi tersebut.Â
Demikian disampaikan Gus Akrom selaku Kasi PD Pontren Kemenag Kab Brebes pada acara Pembukaan Pesantren Ramadlan 1442.
Selaku Kasi PD Pontren, menekankan pentingnya mondok di Pondok Pesantren manapun. Saat sekarang setelah terbitnya UU tentang Pesantren, lulusan Pesantren dapat diakui setara dengan pendidikan formal melalui muadalah atau penyetaraan. Tentunya ini peluang besar bagi santri santri, misalnya kalau ada yang mau jadi lebe bisa dengan ijazah Pesantren.Â
Banyak santri dulu  yang punya kompetensi tapi karena terbentur dengan persyaratan ijazah akhirnya pontensi dan kompetensinya tidak bisa digunakan pada lembaga pemerintahan desa.
Dihadapan peserta pesantren Ramadlan , Kasi PD Pontren, menanyakan cita cita mereka. Mereka spontan menjawab dengan jawaban yang variatif,sambil disambut dengan riang gembira.
Sementara itu, Ketua Panitia  Pelaksana Pesantren Ramadlan Sururi mengatakan Pesantren Ramadlan ini diikuti oleh peserta didik tingkat MI/SD/MTs/SMP  sejumlah 167 peserta. Selama lima hari peserta nginap di lingkungan masjid Jami At Taqwa Jagalempeni dengan kegiatan yang padat.
Pesantren Ramadlan ini bertujuan agar anak anak punya motivasi belajar di Pesantren Karena dengan belajar di Pesantren aqidah dan pemahaman mereka terhadap agama akan senantiasa terjaga.
Disampingnya itu mengingat selama ini mereka belajar agama di SD/MI dengan daring sehingga hasil dari proses pembelajaran tidak.maksimal.Â
Melalui pesantren Ramadlan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam.
Acara yang dilaksanakan hari Kamis 22 April juga dihadiri oleh penggagas Pesantren Ramadlan di Jagalempeni, Akhmad Sururi.Â
Disela sela acara tersebut, ia menyampaikan awal mula muncul gagasan Pesantren Ramadlan di Jagalempeni pada tahun 2015 di masjid Jami Baiturrahim Jagalempeni Selatan.Â
Ada keprihatinan  ketika generasi pesantren ketika itu sudah mulai mengurang. Minat anak anak untuk mondok sangat jarang.Sehingga nyaris putus generasi pesantren. Sementara untuk kegiatan keagamaan di desa mayoritas digerakan oleh alumni Pesantren.
Kenakalan remaja dan pergaulan bebas juga menjadi ancaman untuk komunitas anak anak usia pelajar. Akhirnya pada ramadlan tahun tersebut kami selenggarakan Pesantren Ramadhan dengan peserta remaja dan pelajar mulai SD/MI s d SMA/MA/SMK.Â
Semua peserta menginap di lingkungan sekitar masjid selama 10 hari pada akhir  Ramadlan. Selain materi keagamaan, kami juga mengundang BNK ( Badan Narkotika Kabapten ), Tim Kesehatan dari Tim Penanggulangan HiV/ Aids Dinkes Brebes dan anggota DPRD Kab Brebes.
Lebih lanjut Alumni Pesantren Lirboyo ini menuturkan, Pesantren Ramadlan pertama ketika itu dibuka oleh Wakil Bupati Narjo dan Beliau berpesan agar kegiatan Pesantren Ramadlan ini dilestarikan.
Akhirnya sampaikan sekarang Pesantren Ramadlan tetap dilaksanakan, kecuali tahun kemarin karena kondisi covid 19.
Tahun 2021 bisa dilaksanakan kembali Pesantren Ramadlan di masjid At Taqwa Jagalempeni dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
Selama lima hari kedepan  seluruhnya peserta mengikuti kegiatan sholat jamaah lima waktu dan tarawih, sholat tahajud dan sholat duha bersama. Selain kegiatan ritual tersebut, peserta juga diberikan materi keagamaan oleh pembimbing dari santri Pondok Pesantren Lirboyo, imbuh ia sebagai Ketua DPC FKDT Kab Brebes.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H