Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemimpin yang Amanah

31 Desember 2020   15:13 Diperbarui: 31 Desember 2020   15:57 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menempatkan seorang pemimpin atau jabatan kepada yang tepat dan memiliki tanggungjawab tinggi, itu adalah golongan pemimpin yang amanah, ini artinya bahwa menempatkan sesuatu pada tempatnya yang layak dan patut dimana mereka punya kompetensi sesuai syarat yang ditentukan, saat penyerahan kedudukan kepada orang yang salah maka rusaklah tatanan kehidupan bermasyarakat. 

Agar amanah bisa baik, maka harus memilih seseorang yang dalam pelaksanaan terbaik. Kalau memberikan pekerjaan kepada orang yang tidak becus, maka kita ini telah menetapkan putusan yang salah.  Mereka yang berkhianat dalam pekerjaan maka termasuk golongan orang jahat, dampaknya akan buruk bagi semua orang termasuk keselamatan negara jika amanahnya diberikan untuk mengurus tatanan negara. 

Mereka yang tidak menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadinya itu namanya amanah. Saat anda pungli atau menerima upah dari pekerjaan yang tidak sesuai itu berarti pelanggaran awal anda tidak masuk sebagai pemimpin yang amanah, jika tidak berhenti atas kekeliruan yang ada, maka lambat laun akan menumpuk, dampaknya akan semakin besar memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. 

Orang yang diberikan kepercayaan tinggi untuk mengemban amanat lalu melaksanakan amanahnya dengan baik maka itu golongan orang terpilih, ingat bahwa harta yang diterima dari pendapatan yang tidak amanah akan berpengaruh besar pada keluarganya, akan menjadi penyakit yang susah disembuhkan, sebaiknya saat amanah diterima maka harus dikerjakan dengan baik sesuai dengan amanah yang disampaikan, saat janji sudah disampaikan, maka anda sudah teringat dengan ikrar yang diucapkan. 

Saat tidak amanah, maka akan muncul pemutusan tali silaturohmi, meremehkan orang lain, dan selalu bohong dalam berkata dan berbuat, jika kita diberikan amanah dari Allah lewat keturunan, maka kita harus menjaganya dengan baik, karena amanah anak ini akan dipertanggungjawabkan kelak sampai akhirat. Bagaimana mereka hidup sejak dari rahim, lahir, anak, dewasa, dan manula.

Anak harus sehat, harus pintar, harus berbudi pekerti yang baik itu harus terpatri pada karakternya. Semakin kita melakukan pembiaran atas anak kita, dimana anaknya sakit dibiarkan, anaknya tidak sekolah tidak disekolahkan, anaknya melakukan kekerasan kepada temannya tidak diingatkan, maka orangtua seperti ini masuk dalam golongan tidak amanah dalam menjaga titipan dari Allah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun