Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Belajar Saat Pandemi, Orangtua Terpaksa Belikan Handphone untuk Anak

15 Desember 2020   21:50 Diperbarui: 15 Desember 2020   22:04 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak sejak usia SD/MI saat pandemi covid-19 dengan sistem jarak jauh, artinya memaksakan orangtua harus membelikan handphone kepada anaknya, apalagi kalau sudah kelas SMP/MTs maka konsekuensi wajib bagi orangtuanya untuk menyediakan handphone berbasis android

Konsekuensinya anak pun akan mengakses segala yang ada di dunia teknologi, dari mulai cara melakukan pasword dengan pola, sidik jari hingga dengan angka yang tentunya bagi orangtua yang ingin melihat apakah anaknya belajar atau tidak semakin sulit untuk melihatnya.

Orangtua yang gaptek persoalan digitalisasi tapi dia mampu untuk membelikan android maka harus menelan pil pahit, manakala anak bisa mengakses game online, pornografi hingga situs negatif lainnya. Karena di dalam android itu bisa terbuka cakrawala kehidupan dari yang bermanfaat sampai dengan cara terburuk bahaya yang mengancam.

Orangtua harus selalu mengawasi abaknya secara rutin, dengan cara meminta pasword dari pembuka androidnya, termasuk ketika di kasih security sidik jari, maka harus ada sidik jari dari orangtuanya yang bisa nantinya memudahkn baginya melihat apa saja sih yang di akses oleh anaknya. 

Bagi guru sekolah tentunya akan tidak akan melihat secara langsung bagaimana anaknini saat sudah menyelesaikan ujian atau pekerjaan tugas sekolahnya, sedangkan ada waktu kosong yang bisa dijadikan alternatif bagi anak untuk melihat informasi positip dan negatif. 

Tentunya di sinilah perlunya aspek pengawasan yang sangat tinggi, bila ini diabaikan oleh orangtua maka akan terjadi permasalahan di kemudian hari, anak harusnya belajar lambat laun memilih bermain game online dibandingkn dengan menjawab pelajaran sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun