Bagi mas Pur Brebes sanitarian di Dinas Kesehatan Brebes bahwa setiap desa yang ingin Bebas Buang Air Besar (BAB) maka upaya yang tepat adalah memiliki jamban sehat dan bagi yang belum sadar untuk buat jamban sehat maka perlu ada kegiatan sosialisasi terkait aspek pemicuan, dimana pada aspek pemicuan itu akan dikenalkan bagaimana dampak seseorang jika membuang kotoran bukan pada tempatnya.Â
Bahkan menurut pak pur, yang punya usaha wirausaha jamban, Kotoran manusia menjadi rejeki baginya, karena lewat usaha jamban bisa menjadikan income penghasilan sampingannya, derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat, warganya semakin sehat, lingkungan semakin terawat.Â
Memiliki jamban sehat sebenarnya tidaklah mahal, kisaran antara Rp 1.600.000 hingha Rp 2jt, inipun tergantung dengan jarak antara septi tank dengan WCnya, termasuk merk closet yang dipilih, dan harga tukang yang ada disekitar rumah kita. Semakin mahal harga tukangnya maka akan mempengaruhi pengeluaran yang ada.Â
Jamban itu adalah satu ruangan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia, biasane di desa dikenal dengan istilah kakus, atau WC, ada yang ruangannya besar, ada juga yang ruangannya kecil atau minimalis, tentunya kalau di level perumahan ya posisi kamar mandi, tidak selebar dengan mereka yang punya lahan yang luas dan besar rumahnya. Semakin rumahnya elit ya ruangan untuk toiletnya bisa lebar dan sedikit mewah, namun bagi yang kelas menengah ke bawah ya sederhana yang penting bisa dipakai untuk mandi dan buang hajat besar.Â
Jamban itu kebutuhan pokok di setiap rumah, karena dengan mereka yang punya jamban, berarti mereka sedikit maju dalam urusan kesehatan keluarganya, prinsipnya dalam membangun jamban itu adalah tidak mencemari lingkungan sekitarnya, dan bagi yang mau membangun jamban juga harus melihat kontruksi jambannya, termasuk paket ada closet, ada pipa untuk menyalurkan kotoran dan cara membuat resapan septi tank juga harus tepat. Minimal dalam beberapa tahun, tidak mampet atau penuh.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H