Nusantara sebelum agama Islam penduduk nya sudah mengenal Tuhan, Â Mereka menyebut dengan Sang Hyang Taya. Mereka menyadari ada kekuatan diluar kasat mata. Sehingga bagi mereka orang Jawa pesisir dengan profesi sebagai nelayan menyakini ada kekuatan yg menguasai laut.Â
Itulah sebabnya muncul tradisi sedekah laut. Karena itu sedekah laut tidak serta merta dinyatakan perbuatan kufur atau musyrik. Tetapi sedekah laut sebagai ungkapan syukur kepada  Sang Pencipta atas kenikmatan yg bersumber dari laut.Â
Papar Kasi PD Pontren Kemenag Brebes KH Akrom Jangka Daosat MSI, pada acara Pembinaan Kepala Madin dan TPQ se Kec Wanasari di Madin Hidayatul Mubtadiin Klampok, Sabtu (15/11/2020).
Lebih lanjut, penulis buku Meneguhkan Islam Indonesia menyampaikan bahwa Islam hadir di Indonesia dengan corak inklusif yg dibawa oleh para Wali Songo. Sehingga Islam bisa diterima dg baik oleh masyarakat Jawa dan bisa berkembang sampai sekarang.
Sebagai guru Madin harus mampu memberikan pemahaman kepada santri Madin tentang Islam yang ramah, Islam yg tidak serba membidahkan dan Islam yang mengajarkan kesantunan. Bukan Islam yg serba mengkafirkan, Islam radikal dan fundamental yg memahami teks Al Qur an tidak melalui pendekatan ushul Fiqih.
Dihadapkan Kepala Madin se Kec Wanasari dan pengurus FKDT, Kasi PD Pontren juga meminta agar anak anak diberikan pola pembelajaran yang menyenangkan. Sehingga anak  merasa betah dan nyaman selama di Madin. Â
" Wujudkan Madin menjadi lembaga pendidikan sebagai tempat yang menyenangkan,sehingga anak anak mempunyai semangat ketika berangkat ke Madin," tambahnya.Â
" Anak anak di Madin adalah generasi mendatang yg perlu kita didik dengan pemahaman Islam rahmatan lil alamin," pungkasnya.Â
Lebih lanjut , Ketua PC RMI Brebes menyampaikan,bahwa lulusan Madin sebaiknya melanjutkan ke Pesantren, karena ilmu yang dipelajari di Madin bisa bersambung dengan ilmu yang diajarkan oleh Pesantren.
Acara Pembinaan yang diselenggarakan di Madin Hidayatul Mubtadiin Klampok sekaligus sebagai motivasi untuk Kepala Madin dan pengurus FKDT dalam mengelola lembaga pendidikan.imbuh Akhmad Sururi.