Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Positif Covid-19: Pilihan Isolasi di RS atau di Rumah?

21 November 2020   08:49 Diperbarui: 21 November 2020   08:54 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Opini warga yang sering saya temui di bebebapa desa adalah saat sakit lebih baik tidak ke rumah sakit, virua corona baginya begitu di takuti, apalagi kalau sakit panas, asam lambung, kelelahan, kena penyakit asma atau paru-paru, dan ada riwayat penyakit degeneratif, dan usianya sudah kisaran 50 tahun ke atas, maka mulai timbul sebuah keputusan, tidak mau opname di RS teemasuk rawat jalan, pasalnya bagi mereka momok sangat menakutkan ketika diagnosis medis menjatuhkan pasien tersebut positip covid-19. 

Imunitas pasien semakin menurun, termasuk motivasi hidup semakin berkurang, apalagi diisolasi di dalam ruang khusus yang disediakan oleh pihak RS, dimana pasien diisolasi dengan pembatasan mereka yang besuk, termasuk keluarganya yang tahu bahwa pasien saudarany positip covid, maka sudah memutuskan untuk tidak jenguk, akibatnua pasien hanya sendirian dan stress pun semakin meningkat.

Pilihan warga atas kesakitan yang diderita, saat pandemi covid-19 ini pun banyak memilih tidak dirawat ke RS, padahal sakitnya parah, sebagian mereka memilih cari dokter keluarga yang datang ke rumahnya, atau petugas media walaupun itu perawat atau dokter untuk memberikan perawatan dirumah, termasum kalau ada saudaranya ada yang jadi dokter, perawat dan bidan, maka permintaan dokkna  rawat dirumah, kalaupun takdir umurnya dicabut sama malaikat, keluarga lebih senang meninggal bukan di vonis covid-19 dari RS. 

Betapa rasa kecewanya manakalah ada keluarga yang meninggal kemudian di putus jenazah terkena covid-19 dan menggunakan protokol kesehatan covid untuk persoalan kematian. Sudah jarang yang takziyah, sangat sepi yang mendoakan, selain itu keluarga yang lain juga jaga jarak dengan menunda datang untuk takziyah khawatir nanti penyakitnya menular dan menimpanya.

Isolasi pasien covid-19 di rumah sakit bagi sejumlah warga menjadi bahan diskusi yang cukup menarik dan bikin penasaran bagi keluarga yang belum mengalaminya, mereka dari mulut ke mulut saling memberikn keluhan dan pengalaman atas keluarganya yang sakit dan di vonis pasien positip covid dan meninggal dunia, sangat berdampak sekali ketika pengalaman buruknya kemudian tersosialisasi kepada masyarakat, maka opini yang terjadi adalah keragu-raguan dengan pihak RS, jika sudah rawat inap lalu di vonis pasien covid, pihak keluarga pun akan meminta upaya untuk pulang paksa, mereka mencari celah bagaimana pasien ini pulang, walaupun kadang nyawanya tidak tertolong, tapi meninggalnya dirumah, sehingga warga lain bisa takziyah dan tidak tahu bahwa itu pasien riwayat covid-19.

Sepertinya perlu ada edukasi yang luar biasa kepada masyarakat, bahwa penyakit covid-19 ini kalau imunitasnya baik dan mau isolasi mandiri, dengan jaga jarak, ikuti protokol kesehatan, pakai masker, CTPS dengan baik dan benar, dan hidup germas maka imunitas kita akan semakin tinggi. Dampaknya kita tidak terpapar covid-19. 

Jangan panik ketika kita terpapar virus ini, buat tubuh kita sehat bugar dan bergizi, sekaligus hidup penuh kegembiraan, maka kita akan semakin percaya diri, isolasi mandiri dan atau bentuk isolasi lain  itu sebagai upaya pencegahan covid-19. Sudah banyak pasien positip corona sembuh dan beraktivitas kembali. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun